Antisipasi Lonjakan Transmisi Omicron, Kemenkes Ubah Strategi Layanan

oleh
covid-19

JAKARTA, MettaNEWS – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan Kementerian Kesehatan akan mengubah strategi layanan. Perubahan itu, karena kenaikan transmisi varian Omicron akan jauh lebih tinggi dari varian Delta.

“Strategi layanan Kemenkes akan digeser, yang sebelumnya fokus ke rumah sakit (RS) sekarang fokusnya ke rumah. Karena akan banyak orang yang terkena dan tidak perlu ke RS,” kata Menkes Budi saat konferensi pers Senin (10/1/2022) seperti dilansir Info Publik.

Kemenkes sudah meneliti 414 pasien Omicron apa saja gejalanya. Kemudian gejala apa perlu dirawat di rumah, gejala seperti apa yang dirawat di isolasi terpusat seperti Wisma Atlit. Lalu, seperti apa yang masuk RS, yang memiliki gejala sedang dan mana yang berat.

Menkes Budi juga mengatakan pihaknya sudah bekerja sama dengan 17 platform Telemedicine untuk memastikan agar orang yang harus dirawat di rumah bisa konsultasi dengan dokter dan juga bisa mendapatkan akses untuk delivery obatnya.

Selain itu, Kemenkes juga sudah bekerja sama dengan satu start up di bidang logistik dan BUMN Kimia Farma untuk bisa memastikan obat-obatannya bisa sampai hingga ke pasien.

Terkait obat Molnupiravir, Menkes Budi mengatakan sebanyak 400 ribu tablet Monuviravir, obat antivirus yang baru dari Merck sudah tiba di Indonesia dan sudah siap digunakan.

Gelombang Omicron di Indonesia

Indonesia akan menghadapi gelombang dari Omicron, jadi Menkes Budi meminta masyarakat tidak perlu panik. Karena Pemerintah Indonesia sudah mempersiapkan diri dengan baik.

Berdasarkan pengalaman, kata Menkes Budi meskipun naiknya cepat tapi gelombang Omicron ini juga turunnya pun cepat. Ia pun meminta untuk tidak lupa protokol kesehatan serta vaksinasi.

“Sehingga yang penting jangan lupa jaga protokol kesehatan dan disiplin, juga melakukan surveilans dan yang paling penting dipercepat vaksinasi. Ingatkan keluarga kita yang belum mendapatkan vaksinasi agar segera divaksinasi,” kata Menkes Budi.