SOLO, Metta NEWS – Pondok Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Putra Solo Raya, yang berada di Desa Gajahan Colomadu mengadakan goa bersama untuk menandai dimulainya pembangunan Masjid Daarul Qur’an, Senin (10/09/2022).
Pembangunan Masjid Daarul Qur’an ini diawali dengan penekanan tombol sirine oleh Pimpinan Ponpes Daarul Qur’an Yusuf Mansur, para Kiai dan ulama di Solo Raya serta segenap pengurus Yayasan Daarul Qur’an.
Pada kesempatan tersebut, Yusuf Mansur menyoroti ketimpangan indeks pendidikan bangsa Indonesia dengan negara lain di dunia.
“Fakta bahwa indek pendidikan di tanah air kita rendah. Jangan dibandingkan dengan Eropa karena jumlah penduduk negara di sana tidak banyak, tapi seharusnya tidak menjadi alasan. Di beberapa negara di Eropa tingkat pendidikannya rata2 S1. Seperti Hongaria, 90% penduduknya S1, negara Polandia, apalagi Eropa Timur peraih hadiah Nobel ga karuan banyaknya. Kita belum pernah mencatatkan sebagai kandidat pun belum, apalagi menang Nobel,” papar Yusuf Mansur.
Selain masalah pendidikan, lanjut Yusuf Mansur ketika berbicara urusan skil dan keahlian, bangsa Indonesia juga banyak tertinggal dari negara lain.
“Kalau bicara skil lebih parah lagi. sehingga harga tenaga kerja Indonesia dibanding negara yang baru merdeka, vietnam misalnya kita jauh sekali. Ini tantangan yang harus dijawab oleh seluruh keluarga besar Daarul Qur’an di seantero negeri. Termasuk juga sahabat seperjuangan seperti Isy Karima, Al Azhar termasuk yang paling senior Al Muayyad,” tandasnya.
Namun Yusuf Mansur melihat ada kesempatan besar untuk menyelesaikan masalah indeks pendidikan di Indonesia dalam waktu singkat.
“Kalau kita disiplin bisa kurang dari 10 tahun. 10 tahun itu juga kalau benar-benar kita anggap satu Indonesia itu tarafnya SD. Kalau kita start dari data hari ini sesungguhnya bisa diselesaikan kurang dari 5 tahun,” terang Yusuf.
Kesempatan ini lanjut Yusuf datang dari Mendikbud yang beberapa saat lalu membuka kran lebar untuk berbagai pendidikan keahlian dan terapan.
“Permendikbud yang baru memungkinkan kita untuk membuka sekolah-sekolah terapan, menyiapkan tenaga ahli di bidangnya. Dua bulan lagi Daarul Qur’an membuka 20 Perguruan Tinggi baru,” terang Yusuf.
Dengan keberadaan 9.000-an rumah tahfidz di Tanah Air dan 1.500 rumah tahfidz di antaranya memakai nama Daarul Qur’an, menurut Yusuf akan sangat membantu upaya peningkatan indeks atau strata pendidikan penduduk Indonesia.
“Kemendikbud belum lama ini membentuk Ditjen Vokasi yang bisa menjadi jawaban atas persoalan itu. Bila dulu bidang itu ditempatkan di halaman belakang yang tidak pernah diperhitungkan, sekarang ada di halaman depan dan kita harus siap memanfaatkan peluang itu agar bangsa Indonesia siap menghadapi tantangan zaman,” tuturnya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Yayasan Daarul Qur’an Solo, H. Adib Ajiputra memaparkan teknis pembangunan masjid yang akan menjadi masjid yang memiliki rooftop dengan view Gunung Merapi, Semeru dan Gunung Lawu.
“Pembangunan masjid Daarul Qur’an menghabiskan biaya Rp. 3.3 miliar, yang targetnya selesai dalam 1 tahun,” tutup Adib.