SOLO, MettaNEWS – Serba serbi perayaan Tahun Baru Imlek 2023 seperti tidak ada habisnya untuk diulik. Selain karena perayaannya yang lebih meriah ketimbang tahun-tahun sebelumnya sewaktu pandemi.
Kota Solo nyatanya memiliki cerita menarik di tiap perayaan Imlek. Salah satunya ialah sajian tradisional khas kue moho atau hwat kwee.
Kue ini terbuat dari campuran tepung gandum, gula pasir, tape, dan air. Adonan kemudian diberikan varian pewarna makanan seperti merah muda, hijau, dan cokelat.
Kue yang berbentuk seperti bolu kukus ini selain berfungsi sebagai cemilan, rupanya juga menjadi hidangan yang wajib hadir di meja makan persembahan atau sembahyang leluhur warga Tionghoa saat Imlek tiba.
Sejarah Kue Moho Ada Saat Imlek di Solo
Awalnya, kue ini merupakan adat kebiasaan suku Hokkian di Solo. Sehingga kue moho menjadi kue tradisional yang dibuat secara turun-temurun di Sudiroprajan atau Balong Pecinan Solo, yang dulunya merupakan pusat kuliner.
Sekitar 1960, daerah Sudiroprajan menjadi pemasok utama kue moho ke semua pedagang jajanan di pasar tradisional di Kota Solo. Seiring berjalannya waktu pembuat kue moho makin berkembang.
Salah satunya yang terletak di lawang gapit kulon Keraton Surakarta, Wirengan, Baluwarti. Sang pemilik, Sri Murwantiningsih menuturkan kue moho untuk persembahan berbeda dengan yang dijual biasanya.
“Biasanya kalau untuk persembahan pesannya agak besar ukurannya dua kali lipat. Jadi kalau biasa harganya Rp 2.000 kalau besar tak hargain Rp 5.000,” terang Murwanti.

Dalam sekali waktu pesanan kue moho untuk Imlek bisa mencapai 10 hingga 25 kilogram.
“Pernah saya sehari sampe 25 kilogram, tapi setelah pandemi turun drastis. Dulunya bisa sampai dua sak gandum sehari,” kata dia.
Murwanti mengatakan pesanan kue moho khusus Imlek terjadi h-2.
“Biasanya dua hari menjelang Imlek. Kan kalau tahun ini Imlek sembayangannya malam Sabtu. Jadi pesanan masuk dari Jumat,” jelasnya.
Murwanti menuturkan tiap 5 kilogram gandum bisa menjadi 225 kue moho. Biasanya ia mendapat pesanan langsung dari pedagang Pasar Gede Solo.
“Kita naik jumlah gandumnya sekitar lima kilograman lah. Kalau setiap lima kilogram jadinya sekitar 225,” terangnya.
“Kalau saya ngirim sih enggak. Tapi justru ada pelanggan yang jual tenongan Pasar Gede itu beli di sini,” katanya.
Selain Imlek kue moho juga digemari warga luar kota. Terlebih saat hari libur. Pembuatan kue moho meningkat hingga 30 kilogram sehari.
“Saya bikin 30 kilogram pas hari Minggu kan ramai alhamdulillah,” ujar dia.