SOLO, Metta NEWS – Pembelajaran Tatap Muka (PTM) sudah mulai dilaksanakan di Solo. Mulai dari jenjang PAUD, TK, SD, SMP hingga SMA sudah melakukan PTM terbatas. Dengan syarat-syarat protokol kesehatan yang ketat sekolah yang sebelumnya sudah pernah mengadakan uji coba sekolah tatap muka bisa langsung melakukan PTM sedangkan bagi sekolah yang belum pernah simulasi wajib mengajukan tahapan uji coba terlebih dahulu pada Satgas Penanganan Covid dan Dinas Pendidikan Surakarta.
“Jadi ada yang masih simulasi. Kalau yang belum pernah uji coba, belum pernah simulasi, mulai dari nol dulu. Dari pembiasaan dulu. Tapi kalau yang waktu belum PPKM darurat mereka sudah simulasi atau uji coba tinggal melanjutkan,” ungkap Kepala Dinas Pendidikan Surakarta Etty Retnowati ketika ditemui di SMP N 15, Rabu (8/9).
Meskipun sudah diizinkan untuk sekolah tatap muka secara resmi, Etty menyebut masih banyak orang tua yang belum mengizinkan anaknya untuk mengikuti PTM dan tetap memilih belajar daring.
“Alasannya beragam, ada yang tidak bisa antar jemput padahal itu termasuk dalam syarat PTM. Di SMP Al Azhar Syifa Budi ada 20% orang tua belum menyetujui pembelajaran. Tapi itu bukan masalah, kita tetap berpatokan pada izin orang tua. Yang belum bisa PTM kita tetap fasilitasi dengan daring,” tambah Etty.
Salah satu orang tua siswa, Yuli warga Mojosongo Solo mengatakan dia mengizinkan anaknya untuk mengikuti sekolah tatap muka. Terlebih anaknya yang duduk di kelas 11 SMA N 1 Surakarta sudah di vaksin.
“Saya setuju anak ikut vaksin, demi kesehatan dan saya juga setuju anak masuk sekolah lagi. Anak-anak sudah jenuh juga lama tidak masuk sekolah. Di rumah beda juga, tidak pernah ketemu teman, orang tua juga sedih lihat seperti itu. Kami percaya pada pihak sekolah yang sudah menyiapkan protokol kesehatan dengan ketat untuk menjaga anak-anak kami,” ujar Yuli.
Hal berbeda disampaikan oleh orang tua murid lainnya. Yunianto Puspowardoyo, warga Kelurahan Sumber ini belum memberi izin kedua anaknya untuk mengikuti PTM di sekolahnya. Bapak dari Tita (kelas XII) dan Tian (kelas VIII) untuk sementara ini tetap memilih sekolah online.
“Vaksinasi belum menyeluruh di level sekolah, dan secara pribadi ada anggota keluarga di rumah yang punya komorbid. Kita juga masih melihat penerapan prokes di sekolah juga dan menunggu situasi betul-betul lebih aman,” tutur Yunianto.
Yunianto menambahkan selama orang tua boleh memilih dirinya akan memilih anak-anaknya untuk tetap sekolah online.
“Kecuali kami tidak diberi pilihan terpaksa masuk PTM. Cuma takut saja anak-anak bawa virus masuk ke rumah karena ada anggota keluarga kami yang punya masalah kesehatan berkaitan dengan sistem imun tubuh,” terang Yunianto.
Sementara itu Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengatakan Solo terus mengejar untuk vaksinasi pada pelajar juga mendorong sekolah yang sudah siap untuk melaksanakan PTM.
“Untuk masalah PTM yang penting adalah yang belum bisa PTM itu tetap bisa sekolah itu yang paling penting. Jadi bisa tetap mengikuti pelajaran sekolah secara daring,” tegas Wali Kota Gibran.