Mendikbud Ingatkan Dampak Serius Sekolah Daring Pada Psikis Anak

oleh
oleh
Kunjungan Mendikbud Nadiem Makarim di SMK N 2 Surakarta, Senin (13/9) | Foto : Humas Pemkot Solo

SOLO, Metta NEWS – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim mengatakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) jika dilakukan terlalu lama akan berdampak serius pada psikis siswa. Melihat kondisi ini, Mendikbud menghimbau daerah dengan status PPKM level 1 – 3 bisa segera melakukan pembelajaran tatap muka (PTM). Nadiem menyebut jika PTM tidak segera dilakukan, banyak siswa yang mengalami loss of learning. 

“Anak-anak kita merasa kesepian, mengalami berbagai macam konflik di dalam rumah, dia menjadi asosial, mengalami berbagai macam permasalahan yang dampaknya bisa permanen apalagi untuk anak yang sedang berkembang. Jadi ini adalah satu resiko yang harus kita tanggapi sama statusnya dengan resiko kesehatan.  Jadi nggak banyak orang melihat resiko generasi ini seperti apa, itu yang harus Kemendikbudristek perjuangkan,” tandas Nadiem dalam kunjungan kerjanya ke Solo, Senin (13/9).

Nadiem mengatakan, sebelum varian delta menyerang Indonesia, pihaknya dalam kurun waktu   delapan hingga 10 bulan mendorong sekolah-sekolah untuk melaksanakan PTM secara terbatas. Namun masuknya virus Covid-19 varian Delta yang penyebarannya sangat cepat membuat  PTM kembali ditunda.

“Sebelum Delta varian, hampir 30% sekolah sudah melaksanakan tatap muka terbatas di Indonesia. Jadi ini (PTM) bukan hal yang baru, sudah banyak sekolah yang melaksanakan tatap muka dengan protokol kesehatan jadi ini adalah melanjutkan apa yang dulu sudah ada,” terang Nadiem.

Menurut Mendikbud, pembelajaran jarak jauh tidak optimal. Untuk itu, dirinya terus mendukung pemerintah daerah yang sudah berada di level 3 untuk melakukan PTM secara terbatas. Hingga saat ini, Nadiem mengaku sangat sedikit mendapatkan laporan terjadinya klaster sekolah saat PTM berlangsung di 30% sekolah tersebut.

“Menurut saya, sektor pendidikan adalah sektor paling esensial. Kalau ruang-ruang kerja lain seperti mal, restoran sudah buka tidak ada alasan kenapa sekolah tidak dibuka, karena ini adalah generasi penerus bangsa harus kita jadikan prioritas,” ujarnya.

Untuk itu, Nadiem berharap semua pihak tetap was-was pada protokol kesehatan. Hal tersebut lah yang memenangkan hak agar PTM terus bisa dilakukan dan tidak menjadi klaster baru.

 “Jadi itu tolong kalau anda ingin melanjutkan PTM terbatas dan malah lebih normal lagi kedepannya, jaga protokol kesehatannya dan orang tua harus memonitoring. Fungsi monitoring di setiap sekolah sangat penting perannya orang tua dan komunikasi dengan sekolah,” tegasnya.