SOLO, MettaNEWS – Tim KKN UNS kelompok 44 Desa Tohudan bersama Makrayu berusaha untuk memperluas pasar untuk warga Solo melalui event Solo is Solo pada Sabtu, (2/3/2024). Kegiatan ini juga merupakan salah satu program kerja Tim KKN UNS kelompok 44 Desa Tohudan berupa pemasaran dan pengenalan produk secara offline. Makrayu merupakan besutan tangan-tangan kreatif Firanda Adi Rosela, Luthfiatun Annisa, dan Gabriela Sitaresmi Suryaningrum.
Event ini dipilih menjadi tujuan utama untuk memasarkan produk-produk Makrayu karena event ini diramaikan oleh semua lapisan masyarakat. Pemasaran produk-produk Makrayu mendapat sambutan yang cukup baik pada event Solo is Solo yang bertempat di Jalan Gatot Subroto Surakarta.
Sambutan baik ini terlihat dengan banyaknya pengunjung event yang membeli bahkan ada juga yang sampai memborong. Setiap produk produk Makrayu dijual berkisar Rp 5.000,00 – Rp 175.00,00. Harga tersebut merupakan harga yang cukup murah untuk produk handmade yang berkualitas ekspor.
Peningkatan pengunjung juga disebabkan oleh masifnya pengenalan Makrayu di Instagram. Stand yang strategis juga menjadi salah satu faktor penunjang dalam keberhasilan yang dicapai oleh Makrayu pada saat mengikuti event Solo is Solo. Hal yang menarik pada saat pemasaran produk Makrayu salah satunya adalah pembeli produk-produk Makrayu umumnya merupakan masyarakat Solo yang berusia remaja hingga orang tua.
Dalam strategi pemasarannya, setiap pembelian produk Makrayu mendapatkan bonus berupa stiker dan photocard artis korea. Ketua Tim KKN UNS Kelompok 44 Desa Tohudan, Muhammad Reza Maulana, mengatakan bahwa produk UMKM Makrayu sudah memiliki nilai jual tersendiri sehingga untuk pemasarannya pun cukup mudah dengan dibantu oleh pengelola UMKM.
“Makrayu merupakan salah satu Usaha Masyarakat Kecil Menengah yang ada di Desa Tohudan. Setiap produk yang dihasilkan Makrayu merupakan produk handmade sehingga memiliki kualitas, nilai ketahanan dan eksklusifitas yang tinggi,” jelas Reza pada mettanews.id.
Produk yang dikeluarkan oleh Makrayu berupa gantungan kunci, tas, kalung, dan gelang.
Firanda Adi Rosela selaku pendiri Makrayu menambahkan, Makrayu memanfaatkan limbah kain bekas yang nampaknya tidak berharga diolah menjadi barang memiliki nilai jual dan nilai seni yang tinggi.
Pemanfaatan limbah kain oleh Makrayu ini telah melalui riset untuk menghasilkan souvernir yang nyaman dipakai dan sustainable,” pungkasnya.