Solo Lanjutkan Surveilans PTM Terbatas, Target 29 Sekolah 

oleh
oleh
Tes PCR sekolah
Pengambilan sampel swab PCR pada siswa dan guru di SD Kestalan | Foto : Metta NEWS - Puspita

SOLO, Metta NEWS – Pemerintah Kota Solo melanjutkan surveilans pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas. Surveilans tahap dua ini akan menyasar 29 sekolah. Pada hari kedua pelaksanaan surveilans sebanyak 30 siswa SD Negeri Kestalan diambil sampel uji swab PCR secara acak, Selasa (23/11). 

Ketua Satgas Penanganan Covid-19 sekolah tersebut, Sri Hartuti mengungkapkan sebelumnya sudah ada informasi mengenai akan ada surveilans di sekolah namun tidak diberitahukan kapan pelaksanaannya. 30 siswa tersebut berasal dari kelas 4, 5 dan kelas 6. 

“Siswa kita pilih secara acak dari total 292 siswa, sampelnya 30 siswa 3 guru. Guru kita utamakan yang mengajar di kelas mengikuti himbauan dari Diknas karena yang lebih banyak berhadapan langsung dengan siswa,” tutur Hartuti. 

Hartutik menjelaskan belajar dari pengalaman beberapa klaster di sekolah, pihaknya lebih meningkatkan kewaspadaan dalam berbagai perilaku protokol kesehatan. 

“Istilahnya lebih memperhatikan prokes terutama siswa. Karena mungkin kadang kalau sudah di luar sekolah bisa lalai. Kita juga mengingatkan untuk seluruh warga sekolah baik di dalam dan di luar kelas untuk tidak abai bermasker terutama,” jelas Hartuti. 

Di temui di lokasi yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Surakarta Siti Wahyuningsih menjelaskan, SD Negeri Kestalan adalah satu dari delapan SD lokasi surveilans PTM terbatas yang dilakukan hari ini.

“Surveilans tahap dua ini targetnya 29 sekolah untuk 16 SD, 7 SMP, 4 SMA/K dan MAN. Target pelaksanaan selesai tanggal 26 November ini. Tujuannya untuk memberikan rasa aman bagi anak dan guru yang mengikuti PTM terbatas. Jadi kalau diketahui lebih cepat bisa langsung dilakukan treatment,” terang Ning. 

Ning menyebut dari surveilans tahap pertama dulu ditemukan 107 anak dan guru yang positif namun tanpa gejala. 

“Tanpa gejala atau OTG itu berbahaya karena bisa menularkan. Makanya prokes harga mati, masker adalah mutlak. Kalaupun di situ ada yang positif kalau ketat pakai masker bismillah insyaAllah tidak tertular,” ujar Ning. 

Sementara itu, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming menambahkan dengan adanya surveilans pada anak usia sekolah ini untuk memastikan dan menjaga kesehatan anak-anak. 

“Kita sudah siapkan isolasi terpusat, nanti kalau ada yang positif ya kita isolasi di sana, tapi tetap atas ijin dari orang tua. Boleh ditemani 1 pendamping dari keluarga. Harapannya ya hasil surveilans ini negatif semua,” tutup Gibran.