SOLO, MettaNEWS – Solo terkena imbas gagalnya festival musik Don’t Stop yang sedianya berlangsung di De Tjolomadoe, Karanganyar, Sabtu (22/7/2023).
Festival musik indie ini menyuguhkan 7 lineup yakni Malu 2X, Havinhell, Stand Here Alone (SHA), MCPR, Koil, Rebellion Rose dan Superman Is Dead dengan tiket online Rp120.000,- dan on the spot Rp150.000.
Netizen menganggap De Tjolomadoe berada di Kota Solo. Bahkan band SID juga mencolek Wali Kota Solo Gibran Rakabuming lewat Twitter nya.
‘Pak @gibran_twett ini dibantu event-nya. EO kehabisan dana bayar vendor, penonton sudah pada datang tapi sound tidak nyala’
Gibran membalas tweet tersebut dengan menjelaskan bahkan lokasi konser tidak berada di wilayah Solo.
‘Tapi itu bukan di solo’ jawab Gibran lewat akunnya @gibran_tweet.
Menanggapi banyak netizen yang mengira De Tjolomadoe berada pada wilayah Solo, Gibran menyebut tidak masalah.
“Solo yang kena (imbasnya)? Wis ra apa-apa (biarin saja tidak apa-apa. Lha piye meneh (lha mau gimana lagi),” ujar Gibran pada wartawan di Balai Kota, Senin (24/7/2023).
Mengingat Solo cukup sering menjadi lokasi konser untuk band dan artis besar, Gibran mengatakan setiap EO yang akan mengadakan acara di Solo selalu bertemu dengannya dulu.
“Ya EO-EO yang biasanya mau bikin acara biasanya ke sini dulu. Selalu kita tanyakan keuangan sudah beres belum, itu paling pertama,” tandas Gibran.
Putra sulung Presiden Joko Widodo ini biasanya juga menanyakan soal vendor, sponsor, izin keamanan pada pihak kepolisian.
“Ya kita tanya vendor nya bagaimana, sponsornya gimana. Izin Pak Kqpolres belum, sesimpel itu,” kata Gibran.
EO Don’t Stop festival musik kurang koordinasi
Menurut Gibran belajar dari kejadian kemarin yang berujung pada penahanan 3 personel EO, untuk para penyelenggara acara bisa berkoordinasi dengan baik.
“Yang kemarin itu belum ada koordinasi,” tandas Gibran.
Sebelumnya, Festival musik indie Don’t Stop Fest 2023 di De Tjolomadoe Karanganyar Jawa Tengah berujung kisruh, Sabtu (22/7/2023) malam. Pihak Event Organizer (EO) selaku penyelenggara konser tidak membayar penuh vendor yang terlibat. Hingga berujung pembatalan secara tiba-tiba.
Mendapati hal ini, ribuan penonton yang sudah menunggu sejak awal festival akan dimulai pukul 15.00 WIB mulai ricuh dan menghancurkan properti pada pukul 18.53 WIB.
Penonton yang tak terima terus mengepung panggung untuk meminta pengembalian uang. Tak sedikit yang kecewa dan menuntut EO untuk bertanggung jawab. Mereka bernyanyi dan menyalakan flare.
Pantauan MettaNEWS, kericuhan berhenti sekira pukul 20.30 WIB setelah aparat kepolisian menurunkan 170 personel untuk meredakan amukan masa.
Dari peristiwa gagalnya event itu Polresta Surakarta mengamankan 3 orang personel EO festival musik tersebut.