Bukannya Untung Malah Buntung Jutaan Rupiah, Belasan Tenant Minta EO Festival Musik Don’t Stop Ganti Rugi

oleh
De Tjolomadoe
Suasana panggung dan tenant festival musik indie Don’t Stop di De Tjomadoe Karanganyar Jawa Tengah usai kericuhan, Sabtu (22/7/2023) malam | MettaNEWS / Adinda Wardani

KARANGANYAR, MettaNEWS – Selain penonton, batalnya festival musik Don’t Stop Fest 2023 di De Tjolomadoe Karanganyar juga menyisakan kekecewaan mendalam dari pihak tenant.

Pasalnya sejak awal pihak EO sudah membuat masalah dengan hanya menyediakan 10 stan dari total 18 tenant yang seharusnya bisa berjualan di festival musik Don’t Stop 2023.

Bukannya untung 18 tenant ini malah buntung.

Salah satu pemilik tenant makanan, Wulan (33) harus merogoh kocek Rp 4,5 juta untuk bisa berjualan di festival musik ini.

“Sewa Rp 1 juta per stan tapi kita ngeluarin modal lebih dari itu apalagi sudah dimasak semua, nasi siomai sama es modalnya Rp 3,5 juta, ya total Rp 4,5 juta,” ujar Wulan, Sabtu (22/7/2023) malam.

Wulan juga mengaku bahwa EO membuat para tenant kesulitan masuk ke arena festival untuk persiapan.

“Jam 08.00 sudah masuk ke sini seharusnya. Tapi dari pihak EO pintu semua dikunci nggak boleh masuk. Jadi jam 11.30 masuk di sini masih eyel-eyelan soal tenda. Tendanya kan cuma 10 padahal kita tenant ada 18, itu sudah kisruh semua,” bebernya.

Masalah tak berhenti di situ saja. Wulan mengatakan listrik di arena festival musik Don’t Stop belum juga menyala sejak pagi hingga malam hari. Suasana semakin memanas ketika penonton yang hendak menanyakan kejelasan justru dihadang untuk masuk arena.

“Kita jualan di sini listrik belum nyala sampai Maghrib respon di grup lama. Yasudah ini tadi yang di depan masuk ke dalam rusuh. Rusuh dari sehabis Maghrib, tadinya penonton nggak boleh masuk distop di luar supaya nggak terjadi keributan di dalam,” kata Wulan.

Kerusuhan pun tak terhindarkan. Properti seperti tenda, papan festival, besi jadi sasaran kemarahan penonton. Mereka berbondong-bondong mengepung panggung untuk meminta pertanggung jawaban EO.

“Terus mungkin yang di dalam sudah kesal jauh-jauh datang dari Jawa Timur dari berbagai kota.  Tenda itu dioyak-oyak digedor-gedor terus ambruk semua nyerbunya ke panggung,” kata Wulan.

Wulan menuntut EO untuk memberikan ganti rugi uang sewa stan. Ia pun berharap pihak EO beritikad baik.

EO Don’t Stop Baru Janjikan Pengembalian Tiket Penonton

Don’t Stop
Penonton minta pengembalian uang tiket ke EO festival musik Don’t Stop di De Tjolomadoe Karanganyar, Sabtu (22/7/2023) | MettaNEWS / Adinda Wardani

Kapolres Karanganyar, AKBP Jerrold Hendra Kumontoy mengungkapkan pihaknya telah mengamankan 3 EO yang disinyalir menjadi penyebab batalnya festival musik Don’t Stop 2023 ini.

Adapun duduk perkara kericuhan disebabkan permasalahan pembayaran EO ke pihak ketiga yang belum terselesaikan hingga acara ini akan dimulai.

“EO jasa penyelenggara konser musik ini masih belum menyelesaikan kewajiban dia ke salah satu vendor yaitu sound. Sementara hasil dari interogasi awal kurang lebih sekitar Rp 120 juta, itulah awal dari permasalahan ini,” terangnya.

Lantaran masalah pembayaran yang belum lunas, pihak vendor bersikukuh untuk tidak melanjutkan acara.

“Pihak EO langsung kita amankan bagaimana nanti solusinya untuk pengembalian, karena kegiatan ini tidak berjalan lancar.

Tadi saya baru interogasi, jadi mereka (EO) berharap ada uang on the spot untuk bisa dibayar. Minta hitam di atas putih dengan EO,” jelasnya.

Lebih lanjut, pihak EO akan bertanggung jawab dengan mengembalikan uang tiket penonton baik online maupun on the spot.

“Ini hal yang akan kami jadikan evaluasi. Akan kita lakukan pengecekan lagi memastikan bahwa EO sebagai penyelenggara kegiatan ini sudah menyelesaikan kepada pihak-pihak terkait. Sehingga tidak ada lagi hal-hal yang seperti ini, EO kita akan proses sesuai hukum yang berlaku,” tukasnya.