Refleksi Milad Muhammadiyah ke-109 Tampilkan Teatrikal Jelang Muktamar

oleh
oleh
Gedung Edutorium Ahmad Dahlan
Gladi kotor gelaran Milad Muhammadiyah ke 109 yang akan berlangsung pada Sabtu (20/11) malam | Foto : Metta NEWS - Puspita

SOLO, Metta NEWS – Dalam rangka memeriahkan milad Muhammadiyah, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa tengah mengadakan pagelaran teatrikal dan refleksi milad pada Sabtu, (20/11) di gedung Edutorium KH Ahmad Dahlan UMS.

Teatrikal Milad dengan tema ‘Berkhidmat Sampai Akhir Hayat’ dilaksanakan secara blended, daring dan luring. Panitia menargetkan 500 ribu bergabung lewat Youtube dan 100 ribu peserta lewat Zoom Meeting.

Ketua Panitia Milad Muhammadiyah ke 109 Bambang Sukoco menyampaikan persiapan untuk acara pagelaran teatrikal, sudah 90%. 

“”Tema tersebut memberikan pesan penting, bahwa meskipun keadaan sedang pandemi tetapi harus memberi nilai nilai semangat dan menebar manfaat. Pengisi  pagelaran teatrikal dari tiga pondok Muhammadiyah, yakni Pondok Pesantren Muhammadiyah Trensains Sragen, Pondok Pesantren Muhammadiyah Manafiul Ulum Boyolali dan MBS Klaten,” tutur Bambang. 

Menurutnya, perayaan milad kali ini terasa istimewa, karena Solo sebagai tuan rumah muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah yang akan dilaksanakan pada tahun 2022. 

“Refleksi milad yang sudah berumur ke 109 tahun, merefleksikan nilai nilai semangat. Acara teatrikal ini juga merefleksikan nilai-nilai baik dari seberapa panitia muktamar yang gugur mujahid syahid waktu terkena Covid-19,” tuturnya.

Bambang berpesan, agar kita semarakkan Milad Muhammadiyah ke-109 dengan segala ikhtiar yang bisa dilakukan bersama-sama. 

“Di era pandemi, kita tidak boleh kehilangan semangat dan kehilangan peluang untuk terus beraktivitas menggerakan Persyarikatan Muhammadiyah,” ujarnya. 

Rektor UMS sekaligus ketua panitia Muktamar Muhammadiyah ke 48, Pro. Sofyan Anif menambahkan, Muhammadiyah sebagai sebuah organisasi yang bisa bertahan dan tetap eksis hingga ratusan tahun bukan tanpa sebab. 

“Muhammadiyah adalah organisasi Islam yang mandiri, punya ruh dan tumbuh dari bawah. Dari kelompok yang paling grassroot semua punya kesadaran. Dan ini butuh kemandirian yang luar biasa,” tutur Prof. Sofyan Anif. 

Prof. Sofyan mengungkapkan, Muhammadiyah selalu bergerak pada orientasi nilai-nilai kemanusiaan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). 

“Mulai dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi, rumah sakit semua untuk menyentuh aspek pengembangan SDM. Terlebih untuk pelayanan sosial seperti panti asuhan dan kebencanaan. Muhammadiyah selalu hadir di garda paling depan untuk membantu masyarakat,” tutup Prof. Sofyan.