KUTOARJO, Metta NEWS – Mengucapkan kata terima kasih atau meluangkan perhatian untuk orang terdekat, terutama ibu dan ayah, tidak mudah bagi sebagian orang. Anak-anak yang berkonflik hukum atau Andikpas (Anak Didik Pemasyarakatan) yang sedang menjalani pembinaan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kutoarjo Jawa Tengah pun alami situasi yang sama.
Moment hari ibu yang diperingati setiap 22 Desember, menjadi momen spesial dan dinantikan oleh mereka di LPKA Kutoarjo. Sahabat Kapas sebagai Lembaga pendamping psikososial anak-anak di sana, mewujudkan keinginan mereka dengan cara sederhana dan penuh kehangatan.
Program Manager Sahabat Kapas, Yukarisa, ditemui di sela-sela kegiatan mengatakan adalah penting perasaan berada di rumah dan bersama-sama penghuni di sana.
“Untuk selalu mengingat kebersamaan bersama ayah dan ibu mereka, meskipun dilewatkan dengan kakak-kakak mereka dari Sahabat Kapas”, jelasnya.
“Kami beberapa hari yang lalu full tim berkegiatan bersama dengan anak-anak yang sedang menjalani pembinaan dengan mengadakan nonton film bersama, kemudian menulis pesan untuk para pengasuh mereka di LPKA. Dan mengungkapkan dengan memberikan sepucuk bunga mawar buat para petugas dan pengasuh di LPKA Kutoarjo”, tambahnya.
Salah satu anak yang sedang menjalani pembinaan di LPKA Kutoarjo, sebut saja D (16 tahun) berterima kasih buat para pengasuh yang sering menasehati, dan menganggapnya seperti anaknya sendiri.
“Menasehati, membimbingku dengan benar, sehingga sudah menganggapku seperti anak sendiri. Walau aku sering berbuat salah, engkau dengan sabar menasihatiku ke jalan yang benar”, ungkapnya.
“Walau saya jauh dari orang tua, saya sangat merasa sosok ayah di LPKA Kutoarjo, terima kasih memang engkau seperti sosok ayah”, tambah N.
Setelah membacakan apa yang dituliskan oleh anak-anak, kemudian mereka menyerahkan setangkai bunga mawar untuk para pengasuh di LPKA Kutoarjo.
Bagi Pengasuh sekaligus Kasubsi Bimkemaspa LPKA Kutoarjo, Dedi Winarto, mengatakan terharu dengan moment ini. Bunga yang diberikannya meskipun bukan dari anak asuhnya, tapi tetap terima kasih. Dedi mengibaratkan anak-anak sekalian adalah sebuah kertas.
“Kertas yang tadinya putih, tapi karena catatan-catatan kelam menjadi berwarna hitam, tidak putih lagi, tapi kertas yang tercoret itu masih bisa dihapus dengan alat lainnya sehingga Kembali putih, Meskipun tidak putih sempurna, namun kertas ini masih bisa digunakan lagi,” paparnya.
Menurut Dedi, untuk anak di LPKA Kutoarjo saat dibina oleh para petugas agar mengikuti semua tahapan dengan baik dan gali semua kemampuan bakat saat berada disini.
“Agar para andikpas jangan terus memikirkan kapan pulang, namun fokus dengan tahapan pembinaan di LPKA Kutoarjo,” tambahnya.
Selain memutar film bertemakan hari ibu, anak-anak juga diajak berjoget Kewer-kewer agar bersemangat dan badan menjadi sehat.