SEBAGIAN orang menyebut seseorang yang terlalu asik dengan ponsel hingga melupakan atau mengabaikan orang di sekitarnya dengan autis. Padahal, ada istihal medis untuk menggambarkan ha itu, yakni phubbing.
Istilah phubbing ditujukan kepada seseorang yang mengabaikan kehadiran orang lain karena terlalu asyik dengan ponselnya. Kebiasaan ini sering dianggap sebagai penghinaan atau sikap tidak sopan.
Dikutip darri websit alodokter, penelitian menunjukkan bahwa phubbing dapat merusak hubungan atau relasi, baik dalam konteks hubungan romantis, pertemanan, keluarga, maupun pekerjaan. Hal ini karena, perilaku phubbing akan mengganggu percakapan, yang kemudian berujung pada kesalahpahaman antarindividu.
Ada beberapa tanda yang menunjukkan seseorang melakukan phubbing, di antaranya meletakkan ponsel di samping hidangan saat sedang makan bersama keluarga, teman, kolega, atau pasangan dengan tujuan untuk berjaga-jaga jika ada panggilan atau notifikasi. Kemudian melakukan dua percapakan sekaligus, yaitu melalui sambungan telepon dan secara langsung serta selalu memeriksa ponsel di mana pun dan kapan pun, terutama saat bersama orang lain.
Disebutkan efek negatif Phubbing juga tak bisa disepelekan Phubbing dapat membawa beragam efek negatif dalam kehidupan, baik secara hubungan ataupun kesehatan mental. Yang pertama, efek negatif dari perilaku phubbing ini membuat seseorang merasa tidak dihargai kehadirannya, sehingga dapat merusak kualitas hubungan. Bahkan, studi menunjukkan bahwa phubbing juga dapat menurunkan kepuasan dalam hubungan pernikahan dan pertemanan.
Mental juga akan terganggu. Saat seseorang melakukan phubbing, maka ada orang lain yang merasa dikucilkan, ditolak, atau dianggap tidak penting. Hal inilah yang dapat memengaruhi kondisi kesehatan mental seseorang. Bahkan, kekosongan yang dirasakan oleh korban phubbing dapat memicu depresi dan gangguan kecemasan.*