Ketat Terapkan Peduli Lindungi, Jumlah Pengunjung TSTJ Mulai Meningkat

oleh
oleh
TSTJ Solo
Pengunjung melakukan scan barcode sebelum masuk ke TSTJ, Minggu (5/12) | Foto : Metta NEWS - Puspita

SOLO, Metta NEWS – Mulai buka kembali seperti biasa namun dengan pembatasan dan penerapan protokol kesehatan, Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) ketat menerapkan barcode PeduliLindungi bagi semua pengunjung. Hal ini menurut Direktur TSTJ Bimo Wahyu Widodo sebagai salah satu antisipasi agar TSTJ tetap bisa buka dan menerima pengunjung. 

“Sudah tutup 10 bulan, sama sekali tidak ada pemasukan, sekarang sudah bisa buka harus ketat mengikuti dan menerapkan protokol kesehatan,” jelas Bimo usai acara Berlari Berbagi bersama komunitas Solo Berlari, Sabtu (4/12) di TSTJ. 

Selama pandemi lanjut Bimo, TSTJ melakukan efisiensi anggaran dari yang semula Rp 550 juta menjadi Rp 330 juta perbulan untuk seluruh pengeluaran TSTJ. Apalagi segmen pengunjung Jurug ini 40% anak-anak, 40% orang tua dan 20% anak-anak yang didampingi guru,” tutur Bimo. 

Bimo menyebut mulai pertengahan Oktober jumlah pengunjung di TSTJ mulai beranjak naik.

“Sejak 20 Oktober kemarin tingkat kunjungan lumayan bagus. Weekend jumlah kunjungan bisa sampai 3 ribu. Kita batasi di 5 ribu pengunjung. Namun bila sampai 4 ribu langsung kita tutup dulu, kita atur biar ada yang keluar baru pengunjung selanjutnya bisa masuk jadi mengalir gitu,” ujar Bimo. 

Meskipun menggunakan PeduliLindungi, Bimo mengatakan selama ini belum ada kendala dari pengunjung. 

“Kendala penggunaan PeduliLindungi tidak ada, ada opsi boleh menunjukan kartu vaksin. Selain itu petugas juga siap memandu download aplikasi ini. TSTJ juga sebelumnya masuk dalam uji coba 10 destinasi di Indonesia penggunaan PeduliLindungi,” tandas Bimo. 

Sementara itu, Wakil Wali Kota Surakarta Teguh Prakosa menjelaskan anggaran untuk keberlangsungan TSTJ hingga penghujung tahun 2021 ini masih aman. Sedangkan untuk aturan Nataru nanti masih akan dibahas lebih lanjut. 

“Nanti kita lihat dulu aturannya pusat seperti apa untuk destinasi wisata. Misalnya kembali pada aturan maksimal pengunjung 30%, dan aturan jam buka tutup. Tapi misal tutup dulu untuk Nataru Jurug tetap aman. Aman untuk hewannya tetap sehat dan aman untuk operasionalnya,” pungkas Teguh.