Geliat Pariwisata Solo, Rahayu Festival dan Wisata Religi Jadi Agenda yang Dinanti

oleh
Masata Solo
Masata Solo dalam acara Grab Kitchen Activations, Pasar Gede, Rabu (13/4/2022) | MettaNEWS / Adinda Wardani

SOLO, MettaNEWS – Di hari terakhir gelaran event Grab Kitchen Activations bareng Metta Solo FM, menghadirkan sebuah organisasi bernama Masata Cabang Solo, Rabu (13/4). Masyarakat sadar wisata (Masata) ini merupakan organisasi yang memiliki tujuan untuk memajukan pariwisata sejak 2021 lalu.

Terus berupaya untuk meningkatkan potensi wisata, Masata Solo bersinergi dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo dalam peningkatan program kerja yang ada.

Ketua Masata Solo, Ian Kusuma menyebut, terdapat program kerja dalam waktu terdekat yakni wisata religi di bulan Ramadan dan Rahayu Festival. Dimana salah satu programnya yakni Wisata Religi ini nantinya akan diisi dengan buka bersama dan walking tour di Kampung Batik Laweyan.

“Kalau dari Pemerintah Kota (Pemkot) Solo kita sudah didukung melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Solo. Melalui diskusi kelompok terbatas (DKT), kita mengajukan program kerja yang nantinya akan bisa menjadi salah satu agenda yang ada di Solo. Mudah-mudahan bisa terrealisasi agenda Rahayu Festival dari penelitian dan pengembangan (Litbang),” ungkap Ian dalam acara Grab Kitchen Activations, Rabu (13/4/2022).

Terdapat banyak kegiatan Masata Solo yang sempat terhalang pandemi. Namun dikondisi yang saat ini sudah membaik, Masata Solo mulai bergerak kembali salah satunya yang sudah terlaksana yakni HUT Masata Solo ke-1. Dan untuk agenda kedepan seperti Rahayu Festival dan Wisata Religi.

“Kedepannya untuk program kerja yang lain, kita akan susun untuk diajukan ke Pemkot Solo,” tambahnya.

Menjadi hal yang perlu untuk diperhatikan, Ian menyebut pada kondisi pandemi yang sudah mulai membaik diharapkan masyarakat tidak berlebihan dalam berwisata.

“Dalam artian, beriwisata boleh tapi paling tidak memahami di tempat wisata baiknya mematuhi protokol kesehatan supaya tidak ada perluasan lagi wabah pandemi,” jelas Ian.

Memiliki spot kuliner unggulan, Ian menyebut pada saat libur lebaran mendatang sejumlah destinasi kuliner akan banyak dikunjungi.

“Mereka dua tahun sudah nggak berwisata, jadi nanti wisata kuliner bakal jadi yang paling dikangeni. Solo ini memang banyak kuliner yang bikin kangen baik orang luar daerah atau yang mau mudik kesini,” tutupnya.

Sementara itu, Ahmad Buchori Masruri, Koordinator Bidang Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Masata Solo menambahkan Masata Solo hadir untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan wisata melalui rekomendasi destinasi Solo.

“Kami memberikan rekomendasi tempat, alternatif dan kegiatan wisata di Solo ada apa saja. Sesuai dengan branding Solo Kota Agenda yang sudah ada sejak 2017 sampai 2020. Solo Kota Agenda ini banyak agenda yang sudah dipublikasikan seperti di Sriwedari, Dinas Pariwisata maupun melalui Instagram di sudut-sudut Kota Solo,” tutur Ahmad.

Jika ditempat lain terdapat Desa wisata, maka Solo mengusung konsepnya dengan sedikit berbeda yakni Kampung Wisata. Terdapat 7 lokasi Kampung Wisata di Solo seperti Baluwarti, Laweyan, Kemlayan, Joho, Ngemplak Sutan, Kauman dan  Serengan.

Memperkenalkan wisata dengan langsung mendatangi tempat wisata baik destinasi maupun spot kuliner, Ahmad menyebut saat pandemi kegiatan ini beralih secara online melalui webinar maupun konten di Instagram.

Solo memiliki destinasi wisata ikonik yakni Keraton Surakarta dan Pura Mangkunegaran. Namun setelah pandemi Ahmad menyebut justru terdapat ikon wisata baru seperti Taman Sunan Jogo Kali, Bendungan Tirtonadi.

“Ada ikon wisata baru di Solo di masa pandemi yang sudah mereda ini seperti Taman Sunan Jogo Kali Bengawan Solo, Bendungan Tirtonadi yang sekarang jadi destinasi wisata yang cukup ramai dan juga taman-taman di Solo lainnya. Dan juga Kampung Batik Laweyan, Baluwarti dan lain-lainnya juga ramai,” sebutnya.

Untuk membantu Pemkot Solo, melalui Litbang Masata Solo melakukan pengumpulan survei dan juga pemetaan masyarakat tentang destinasi wisata Solo yang menjadi rekomendasi terbaik, sedang dan perlu dikembangkan.