Azana Essence Villa Tangkap Market Fenomenal Bisnis Wisata Alam 

oleh
oleh
Azana Resort
Model Azana Essence. glamping resort Azana type Japanese

SOLO, Metta NEWS – Fenomenal bisnis wisata alam di masa pandemi ini malah meningkat. Meskipun industri pariwisata sempat menjadi bisnis yang sangat terpukul pada pandemi ini, namun saat ini kebangkitan industri wisata sudah di depan mata. 

Sejak pertengahan tahun 2020, wisata luar ruang (out door) menjadi primadona bagi  masyarakat dan komunitas yang mulai mencintai kegiatan NEWA (Nature, Eco, Wellness, Adventure) dibarengi dengan tren pariwisata yang telah bergeser ke alam. Dimana para wisatawan Indonesia belum terlalu banyak atau belum bebas untuk berlibur ke luar negri. 

Hal ini menyebabkan mereka yang sudah terbiasa pergi liburan antara 3 – 5 kali per tahun, mulai mengubah tempat tujuan wisata mereka ke banyak daerah yang ada di Indonesia.

Founder & CEO Azana Hotels & Resorts, Dicky Sumarsono menjelaskan, menurut hasil survey Jakpat pada November 2021 lalu yang diberitakan oleh katadata.co.id wisata alam jadi aktivitas favorit bagi masyarakat Indonesia yang berencana berlibur saat Natal dan Tahun Baru 2021. 

Dari survey Jakpat tersebut sebanyak 69% responden atau mayoritas mengatakan wisata alam menjadi pilihan liburan pada akhir tahun nanti. Disusul wisata kuliner sebagai pilihan favorit kedua dengan suara 62% responden, kemudian mengantongi taman hiburan dengan 47% responden.

“Jadi tidak heran kalau kita ke Tawangmangu sekarang bukan hanya di weekend yang ramai, tapi saat weekday pun laris. Bahkan Alura resort Tawangmangu dan Facade Tawangmangu saat ini okupansinya sudah di atas 80% terus,” tutur Dicky pada awak media, Senin (13/12) di kantor Azana. 

Melihat hasil survey ini, lanjut Dicky, hotel yang mengandalkan suasana alam akan menjadi favorit baru termasuk konsep glamping yang mulai marak dibangun di beberapa daerah yang berada di sekitar hutan, pegunungan, dekat persawahan, dan sekitar pantai. 

“Saya yakin konsep villa dan glamping tidak akan mengambil pasar hotel building yang sudah ada, namun ini merupakan pasar baru yang muncul dari non user yang sebelumnya tidak melirik hotel sebagai tempat wisata, sekarang menjadi user dengan market size yang semakin besar jumlahnya,” tuturnya. 

Dicky mengungkapkan Azana melakukan eksplorasi dan riset cukup mendalam terhadap konsep dan pasar di segmen ini untuk bisa menemukan produk yang tepat dengan customer yang tepat untuk mencapai keseimbangan baru yang tepat di dalam ekosistem bisnis Azana hotel. 

“Azana Hotels & Resorts menyiapkan konsep glamping berbentuk villa mewah di lokasi outdoor berbasis alam dengan udara segar yang menghadirkan pengalaman baru dalam menginap di hotel di tengah alam, dengan spirit NEWA (Nature, Eco, Wellness, Adventure). Azana Essence menghadirkan pengalaman menginap baru dengan mengoptimalkan pesona alam yang tenang dan segar,” papar Dicky.  

Dari segi investasi, Dicky mengatakan Azana Essence menjadi satu bentuk investasi yang terjangkau. 

“Owner-owner Azana banyak yang minat karena secara investasi kecil banget. Kalau orang mau bikin hotel dalam bentuk building mungkin satu building kalau dengan 40 kamar sudah habis di atas 10 miliar bahkan sampai lebih 20 miliar. Azana Essence ini kurang dari 3 miliar sudah bisa punya hotel,” jelasnya. 

Dengan pasar yang terbuka lebar terlebih pasca pandemi nanti Azana Essence merupakan pilihan terbaik untuk group outing, pasangan muda yang ingin staycation, millennial, corporate, dan mereka yang sangat menyukai petualangan.

“Lokasi Azana Essence kami fokuskan berada di kawasan alam berudara bersih. Kami akan mengoperasionalkan Azana Essence di tahun 2022 di Sarangan, Pasuruan, Kopeng, Karangpandan, dan beberapa area yang ada di kota Batu Malang,” ujar Dicky. 

Dengan tipe-tipe villa yang berkonsep Japanese Villa, Modular Modern Cabin, Double Modular Cabin, serta Tiny Home Villa dan dilengkapi juga fasilitas meeting room camp, jogging track, barbeque corner, restaurant, onsen pool, dan lain-lain yang semua bangunan tersebut dirancang secara knock down, sehingga memudahkan pemindahan villa ke area yang memiliki crowd lebih tinggi setelah beroperasi pada periode tertentu.

Azana Essence mempunyai beberapa unique selling point (USP) yang berbeda dengan konsep glamping lainnya antara lain konsep villa dengan standar hotel berbintang, waktu instalasi (pembangunan) villa yang sangat cepat dengan cost yang sangat efisien, ramah lingkungan. 

“Konsep bangun nya yang beda dari bangunan hotel memudahkan investor memindahkan villa ini bila market di lokasi tersebut sudah bosan,” jelas Dicky.

Dicky mengatakan sejak September 2021 hingga sekarang, masyarakat memiliki pertimbangan khusus dalam memilih tempat liburan, salah satu pertimbangan paling populer adalah wisata dengan aktivitas luar ruangan. 

Penulis buku Dahsyatnya Bisnis Hotel di Indonesia ini menekankan hotel-hotel di bawah Azana yang berlokasi di sekitar resort seperti Wonosobo, Tawangmangu, Magelang, Batu Malang pada Desember ini ditargetkan bisa meraih okupansi di atas 95% sedangkan untuk yang berlokasi di kota, ditargetkan mencapai okupansi rata-rata di angka 80%. 

“Saya percaya Indonesia itu demand marketnya sangat besar sekali dengan aset yang luar biasa yakni momentum. Dan tahun 2022 akan menjadi The Golden Moment of Hospitality Industry. Saat ini kita memang harus mengeksplorasi berbagai peluang, menangkap peluang bisnis baru, intuisi bisnis harus selalu terasah, selalu membangun momentum secara optimal, dan bisa mengantisipasi segala kebutuhan customer, serta bisa menyajikan solusi untuk customer,” pungkas Dicky.