“Sukaria” Kota Kita Wujudkan Solo Kota yang Aman dan Nyaman untuk Anak

oleh
Ramah anak
Kegiatan walking tour Street for Kids bertajuk Sukaria (Surakarta Kota Ramah dan Inklusif untuk Anak) oleh Kota Kita di Koridor Jalan Flores dan Jalan Nusa Penida, Kelurahan Kampung Baru, Pasar Kliwon, Solo, Kamis (26/10/2023) | Dok. Kota Kita

SOLO, MettaNEWS – Yayasan Kota Kita Surakarta bersama Global Designing Cities Initiatives (GDCI) menginisiasi hadirnya program Street for Kids bertajuk Sukaria (Surakarta Kota Ramah dan Inklusif untuk Anak) di Koridor Jalan Flores dan Jalan Nusa Penida, Kelurahan Kampung Baru, Pasar Kliwon, Solo.

Koordinator Proyek, Yayasan Kota Kita Surakarta, Bima Pratama mengatakan program Sukaria hadir untuk mewujudkan ruang yang aman dan nyaman bagi anak-anak yang digagas sejak bulan Maret 2023.

Lewat Sukaria ini anak-anak dapat menyuarakan pendapat dan mengenalkan mereka pada konsep keselamatan dan inklusivitas. Program ini bertujuan untuk menghubungkan anak-anak serta lingkungan sekitar dengan bersama-sama merancang jalan yang aman dan nyaman.

“Kota Kita dan Dishub bergabung bersama 20 kota lainnya di dunia untuk memberikan pembelajaran bagaimana jalan yang ramah anak. Jadi masing-masing kota membuat proposal dan akhirnya 10 kota di dunia yang dipilih bisa mengimplementasikan program termasuk di Kota Solo, dan ini dipilih di Kampung Baru di Jalan Flores dan Nusa Penida,” ujar Bima saat ditemui usai peresmian di SMP Muhmmadiyah 1 Solo, Kamis (26/10/2023).

Bekerjasama dengan Dinas Perhubungan daj Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Solo, Kota Kita mengimplementasikan kegiatan Sukaria dengan perencanaan denah jalan ramah anak dengan melakukan pengecatan jalan untuk menentukan zona jalan.

Ramah anak
Koridor Jalan Flores dan Jalan Nusa Penida, Kelurahan Kampung Baru, Pasar Kliwon, Solo disulap menjadi Street for Kids bertajuk Sukaria (Surakarta Kota Ramah dan Inklusif untuk Anak) oleh Kota Kita, Kamis (26/10/2023) | MettaNEWS / Adinda Wardani

Penempatan tempat tunggu penjemputan siswa yang dilengkapi dengan bangku dan kanopi, pembuatan mural, penanaman taman vertikal, serta pemasangan penunjuk arah jalan dan rambu jalan.

“Jalan yang menurut anak-anak aman menyenangkan menurut mereka itu seperti apa, apakah teduh misalnya. Jadi kita pakai peta berwarna, foto, mainan, lego dan kita ajak susur kampung lalu di peta-peta besar itu mereka menaruh mainan,” jelasnya.

Ia berharap di tahun berikutnya, Sukaria dapat mewujudkan Kota Solo sebagai kota yang ramah dan inklusif untuk anak-anak. Sehingga Kota Solo pada akhirnya bisa

menjadi salah satu proyek percontohan jalan ramah anak untuk kota-kota lain di Indonesia.

“Jalan yang inklusif itu jalan yang semua bukan hanya untuk teman-teman disabilitas misalnya untuk anak-anak ibu hamil orang tua. Karena di sini nggak cuma anak sekolah tapi juga warga khususnya teman-teman disabilitas juga. Bagaimana mereka menggunakan fasilitas-fasilitas ini karena inklusif itu harus mencangkup semuanya,” ujarnya.

Proyek percontohan ini menerapkan intervensi desain bersama dengan anak-anak SMP dan Kampung Baru dalam kegiatan co-design menggunakan metode partisipatif dan kreatif yang memungkinkan anak-anak terlibat aktif dalam proses desain.

Selama implementasi, Kota Kita juga bekerja bersama berbagai pemangku kepentingan sekitar, seperti SMP Muhammadiyah 1 Surakarta, warga Kampung Baru, Rutan Kelas 1 Surakarta, Kantor Pos Solo.

“Salah satu faktor penting dalam mewujudkan inisiatif Sukaria ini adalah komitmen multipihak untuk bekerja bersama dalam menciptakan Kota Solo yang lebih inklusif,” pungkasnya.

Ramah anak
Siswa SMP Muhammadiyah 1 Solo berjalan bersama di Jalan Flores menggunakan alat periskop, pada sesi Walking Tour Sukaria Kota Kita, Kamis (26/10/2023) | Dok. Kota Kita

Dalam acara peresmian di hari Kamis, (26/10/2023) seluruh stakeholder yang hadir diajak merasakan secara langsung perkembangan lingkungan baru melalui sudut pandang anak dengan berjalan bersama di jalan menggunakan alat periskop, pada sesi Walking Tour.

Walking Tour ini bertujuan untuk mempromosikan keterlibatan anak pada proses desain dan mobilitas. Kegiatan lainnya yaitu co-painting pot tanaman

bersama siswa SMP Muhammadiyah 1 Solo untuk turut mendorong partisipasi anak dan meningkatkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap lingkungan.

Selain Kota Solo, proyek Sukaria juga dilaksanakan di 9 kota lainnya di dunia, yaitu

Abuja di Nigeria, Cuenca di Ekuador, Istanbul di Turki, Leon di Meksiko, Lima di Peru, Lusaka di Zambia, Recife di Brasil, Santiago di Chili, dan Tyre di Lebanon.

Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Solo Taufiq Muhammad menyebut projek Sukaria merupakan wujud komitmen Pemerintah Kota Solo untuk mewujudkan kota aman dan nyaman untuk semua lapisan masyarakat.

“Kolaborasi antara Dinas Perhubungan Kota Surakarta, Kota Kita, dan GDCI dalam proyek percontohan Sukaria merupakan bentuk komitmen nyata dari pemerintah untuk mewujudkan Kota Solo sebagai kota
yang aman dan nyaman bagi semua warganya, terutama kelompok rentan seperti anak-anak,” ujar Taufiq.

No More Posts Available.

No more pages to load.