SOLO, Metta NEWS – Pembangunan Rel Layang ( elevated rail ) Jalur Kereta Api Joglo antara Solo Balapan – Kadipiro KM 104+700 sampai 107+000 sebagai Tahap 1 sepanjang 3 kilometer akan mulai dilaksanakan groundbreaking pada 8 Januari mendatang.
Dalam kegiatan Sosialisasi Pembangunan Jalur Kereta Api Elevated Joglo di Bale Tawangarum, Selasa (4/01/2022), Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Jawa Tengah, Putu Sumarjaya menerangkan, pembangunan rel layang diawali dengan bentangan baja mulai dari Gilingan naik dengan bentang paling panjang 134 meter. Dengan struktur lengkungan baja dengan desain ikonik Kota Surakarta.
“Mulai 8 Januari kita ground breaking, sudah mulai kerja dengan tahap sosialisasi dengan target tahun 2023 selesai dibangun. Titik awal pembangunan dekat dengan Simpang Joglo persis, karena yang sudah kontrak dekat dengan Simpang Joglo akan dibangun pilar atau pondasinya dengan bore pile bukan dengan paku bumi,” ucapnya.
Putu menyebut, pembangunan fase 1 menelan biaya sebesar Rp. 980 an milyar sepanjang 1,3 kilometer dimulai dari Gilingan dan turun sebelum Stasiun Kadipiro.
“Akan ada beberapa paket seperti elevated rail, tidak elevated, pembangunan jembatan dan jalur ganda,” tutur Putu.
Jalur ganda yang dibangun merupakan paket keseluruhan dari Solo sampai Semarang dengan fase 1 dari Solo Balapan sampai Kalioso (7 kilometer).
Dijelaskan Putu, satu jalur jalan akan ditutup dan hal tersebut akan memberikan dampak pada lalu lintas dan masyarakat setempat sehingga sosialisasi segera dilakukan pada masyarakat di media dan langsung ke masyarakat secara bertahap pada.
“Jalur kereta api bakal digeser ke kanan karena akan dibangun pondasi pada rel kereta api existing. Rel hanya dipindahkan dan tidak dibongkar karena tetap digunakan untuk lalu lintas Kereta Api, ada sekitar 60 perjalanan KA,” ungkap Putu.
Penutupan Simpang Joglo dilakukan secara bertahap dan baru pada akhir 2022 ditutup lantaran akan mulai dilakukan pengangkatan struktur jembatan.
“Sesuai timeline, pada akhir 2022 akan ditutup karena memang cukup kompleks pengerjaannya karena alat yang digunakan untuk mengangkat cukup besar,” ucapnya.
Sementara itu, dalam sesi tanya jawab dengan warga terdampak, Margono ketua RW 10 kelurahan Joglo berharap usai Rel Layang selesai dibangun bisa ikut menyelesaikan permasalahan banjir dengan dengan menyalurkan air ke Kali Anyar.
“Saya berharap banjir sejak dulu bisa terselesaikan. Ground breaking semoga lancar dan pada akhirnya elevated rail menjadi ikon baru Kota Solo,” ujar Margono.
Warga yang lain, Andi, yang juga menjabat sebagai ketua RT di Kelurahan Nusukan, mengharapkan proses pengerjaan tidak menimbulkan polusi udara dan suara dan berharap sosialisasi bisa menyentuh masyarakat langsung.
“Kita harap dalam pembangunannya berjalan lancar dan tidak menimbulkan masalah baru. Semua yang terdampak diharapkan diselesaikan secara tuntas termasuk rumah dan tanah Hak Milik,” kata Andi.
Ditambahkan, perwakilan warga RT 8 dan RW 14 Nusukan Mustofa mengharapkan ada jalan tembus untuk memperlancar kegiatan masyarakat di Jalan Majapahit. Selain itu, dia juga meminta warga bisa diberdayakan dengan membantu pekerjaan dalam pembangunan rel layang dan menyediakan konsumsi untuk para pekerja.
“Kami sangat mengharapkan jalan tembus supaya lalu lintas lancar dan warga terbantu dengan ikut bekerja dan menyediakan warung makanan dan minuman,” katanya.
Usai diskusi tanya jawab dan dijawab oleh para narasumber terkait, Wali Kota menyampaikan terima kasih pada para warga sekitar atas dukungannya.
Wali Kota Gibran, mengharapkan pembangunan rel layang Kereta Api tersebut rampung tepat waktu pada 2023.
Gibran mengarahkan pada OPD dan wilayah (kecamatan dan kelurahan terdampak) ikut mengawal jalannya pembangunan mulai dari peletakan batu pertama hingga penyelesaiannya.
“Proyek harus dikawal para Camat dan Lurah terdampak proyek karena pembangunan rel layang tersebut sangat kompleks dan butuh waktu lama dalam penyelesaiannya. Semua harus on time dikawal pekerjaannya sampai selesai karena masa jabatan Wali Kota dan Wali Kota hanya sampai 2024,” ucap Walikota Gibran.
Gibran menjelaskan pembangunan rel layang akan sangat berdampak untuk mengurai kemacetan dan menambah pergerakan kegiatan ekonomi di Kota Surakarta.
Menurut Gibran, permasalahan efek pembangunan sudah terjawab semua antara lain masalah banjir, drainase, jalan tikus dan SHM.
Diharapkan pembangunan berjalan dengan lancar. Pihak Balai Teknik Perkeretaapian akan semakin intens untuk melakukan koordinasi dengan semua warga sekitar.
“Apabila nanti selama masa pembangunan konstruksi sedikit ada keluhan nanti silahkan disampaikan ke Call Center yang sudah disiapkan dan bisa juga WA saya. Tetap semuanya akan kita tanggapi. Dan yang jelas terima kasih sekali atas dukungannya. Ini adalah proyek yang cukup lama tetapi saya yakin ketika nanti sudah selesai, bisa mengurai kemacetan dan kepadatan lalu lintas sekitar, ini juga kan bisa mengangkat kegiatan ekonomi yang ada di Kadipiro, Gilingan, Nusukan, Banjarsari dan semua warga yang ada di sekitarnya,” tutup Wali Kota.