AMERIKA, MettaNEWS – CEO perusahaan Twitter, Elon Musk berencana memangkas lebih banyak karyawannya pada Senin (21/11/2022). Pemilik Twitter itu berencana melakukan Pemutusan Hak Kerja (PHK) yang menyasar divisi penjualan dan kemitraan perusahaan.
PHK susulan ini terjadi setelah sejumlah besar karyawan menolak ultimatum Twitter 2.0 Musk. Hingga kini data jumlah karyawan yang akan diberhentikan masih belum jelas.
Elon Musk juga diketahui memberikan tenggat waktu kepada karyawannya untuk menimbang antara melanjutkan bekerja keras atau mundur dari Twitter hingga Kamis (24/11/2022).
Kini perusahaan media sosial itu tampak berantakan. Melansir Tek.id Elon Musk dan penasihatnya mengadakan pertemuan dengan beberapa pekerja Twitter yang mereka anggap kritis.
Elon Musk juga membuat kebijakan bekerja jarak jauh di mana ia tidak mengizinkan karyawannya bekerja dari rumah. Hal ini membuat karyawannya bingung. Banyak karyawan merasa Elon Musk telah melunakkan pendiri Twitter untuk mengamini aturan-aturan baru itu.
Elon Musk juga diketahui meminta Kepala Penjualan Iklan Twitter Robin Wheeler dan Kepala Kemitraan Twitter Maggie Suniewick untuk memecat lebih banyak karyawan. Namun, keduanya dihentikan setelah mereka menolak permintaan Musk.
Saat ini, perusahaan tidak lagi memiliki tim komunikasi. Ini terjadi setelah Musk memberhentikan 50 persen dari tenaga kerja kuat perusahaan yang sebelumnya berjumlah 7.500 orang. Dengan sebagian besar staf kontrak situs web dihentikan dan setidaknya 1.200 karyawan pergi setelah ultimatum Musk.
Melihat kondisi ini, kekhawatiran membayangi netizen dari seluruh dunia jika perusahaan Twitter akhirnya tutup dan tidak dapat dioperasikan. Kekacauan ini terus terjadi sejak Miliarder Elon Musk resmi jadi pemilik tunggal Twitter usai menuntaskan akuisisi senilai US$44 miliar (Rp683,3 triliun) pada Oktober kemarin.
Tak berselang lama usai akuisisi tersebut Elon Musk memecat CEO Twitter Parag Agrawal, Chief Financial Officer Ned Segal, dan kepala urusan hukum dan kebijakan Vijaya Gadde, sosok sentral di balik pemblokiran mantan Presiden AS Donald Trump.
Setelahnya girilan Sean Edgett, penasihat umum, juga dipecat oleh Elon Musk. Bloomberg turut melaporkan Chief Customer Officer Sarah Personette, yang sempat berkicau senang dengan akuisisi oleh Musk ini, senasib.