Aktivasi Akun Donald Trump Ancam Iklan Platform Twitter

AMERIKA, MettaNEWS – Akun sosial media Twitter milik mantan Presiden Amerika Serikat (AD) Donald Trump kembali diaktifkan. Penguasa Twitter, Elon Musk menjadi sosok dibalik pengaktifan akun Donald Trump tersebut.

Di tahun 2021, Donald Trump kedapatan mengejek Korea Utara dengan ancaman penghancuran nuklir dan mendorong massa pro-Trump yang kejam untuk menyerang US Capitol pada 6 Januari 2021.

Lantaran cuitan kontroversial itu akun Donald Trump dinonaktifkan per Januari 2021. Kini saat Twitter di bawah kendali Elon Musk, Donald Trump pun kembali mendapatkan akses akun Twitternya.

Keputusan Musk untuk membawa Trump kembali ini juga datang beberapa hari setelah Trump mengumumkan dirinya akan mencalonkan diri sebagai presiden AS pada Selasa (15/11/2022) waktu setempat.

Sebelum membeli perusahaan Twitter, Elon Musk berulang kali menyatakan dirinya akan mengaktifkan kembali akun Trump. Ia juga menyebut akan mempertimbangkan kembali penangguhan akun secara permanen sebagai bagian dari visi maksimalnya untuk kebebasan berbicara di Twitter.

Di samping itu, Musk juga berusaha meyakinkan pengiklan dan pengguna bahwa ia akan membentuk dewan moderasi konten untuk menentukan apakah Trump dan pemegang akun terlarang lainnya akan dibawa kembali ke platform tersebut.

Namun tidak ada indikasi dewan tersebut didirikan, apalagi terlibat dalam keputusan pemulihan akun Trump kali ini. Sebagai gantinya, Musk membuat cuitan jajak pendapat pada hari Jumat, meminta pengikut untuk memilih apakah akan memulihkan akun Trump atau tidak.

“Orang-orang telah berbicara. Trump akan dipulihkan. Vox Populi, Vox Dei (bahasa Latin untuk suara rakyat adalah suara Tuhan),” bunyi cuitan Musk, dikutip dari berbagai sumber.

Di sisi lain, beberapa pengiklan sebelumnya telah mengindikasikan, mereka dapat menghentikan aktivitasnya di platform jika akun Trump dipulihkan. Kondisi ini berpotensi memberikan pukulan lebih lanjut bagi perusahaan yang menghasilkan hampir semua pendapatannya dari iklan.

“Server perusahaan sedang menjalani uji stres yang cukup berat oleh @elonmusk sekarang,” cuit mitra umum di VC Andreessen Horowitz, Sriram Krishnan.

Presiden The National Association for the Advancement of Colored People (NAACP) Derrick Johnson juga turut berkomentar pada hari akun Trump dikabarkan telah pulih.

“Setiap pengiklan yang masih mendanai Twitter harus segera menghentikan semua iklan,” kata Johnson.

Sejak Musk menyelesaikan akuisisi Twitter senilai US$ 44 miliar atau setara Rp 690,8 triliun (kurs Rp 15.700), jejaring sosial berlogo burung biru itu telah kehilangan begitu banyak staf, mendatangkan kekhawatiran tentang kemampuan perusahaan untuk terus beroperasi.