SOLO, MettaNEWS – Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi) Kota Solo mulai menggodok pebasket potensial sejak dini lewat Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda) tahun 2023 mulai dari tingkat SD, SMP, hingga SMA.
Di jenjang SD, 16 tim mix berjuang di GOR Sritex Arena pada 9-10 Oktober. Di jenjang SMP Putra, ada 18 tim, jenjang SMA Putra 18 tim, SMP Putri ada 9 tim dan jenjang SMA Putri ada 8 tim.
Head Coach SD Kristen Manahan Wongso Suseno menyebut ini merupakan pertandingan perdana Popda tingkat SD Kota Solo.
“Bagus. Baru kali ini SD ada pertandingan Popda. Untuk pembibitan di Solo sangat bagus. Juga untuk perkembangan (basket) nantinya,” kata Wongso, Senin (9/10/2023).
Berjumpa dengan SD SK PNK Surakarta, SD Kristen Manahan unggul 11-7. Meski terbilang baru, anak SD Kristen Manahan giat berlatih.
“Di pembukaan anak-anak mainnya juga sudah bagus, soalnya dari dulu SD Kristen Manahan juga belum pernah mengeluarkan tim basket. Baru kali ini. Kami latihan sih tiap hari, untuk (bangun) chemistry sama team work-nya,” imbuhya.
Mengenai penyelenggaraan tingkat SD, Ketua Perbasi Solo Bagus Andrean John mengatakan pihaknya ingin mengembalikan marwah Solo sebagai Kota Basket. Untuk itu pembibitan perlu dilakukan dari usia dini.
“Saya mengusulkan untuk SD ini karena investasinya tidak kecil. Terima kasih atas supportnya Pemerintah Kota Solo. Mas Wali (Gibran Rakabuming Raka), Dispora,” ujarnya.
Usulan terselenggaranya Popda cabang olahraga (cabor) basket jenjang SD juga diapresiasi oleh Sub Koordinatir Olahraga Prestasi Dispora Kota Solo Iskak. Menurutnya, ini merupakan ide yang cemerlang.
“Biasanya SD tidak ada, karena provinsi juga sejak dulu tidak ada. Karena kami ingin menciptakan daya saing tinggi itu makanya membina adik adik sedini mungkin. Usulannya Ketua Perbasi Kota Solo cemerlang. SD harus ada karena harus membina sedini mungkin. Makanya kita setujui dari pemerintah untuk diadakan jenjang SD,” ujar Iskak.
Pun adanya pembibitan pebasket potensial sejak dini juga merupakan upaya untuk menciptakan atau meningkatkan atlet yang berdaya saing tinggi.
“Kita kalau mau mencetak juara okelah tapi yang penting berdaya saing yang tinggi syukur bisa juara. Jadi juara itu sebagai hadiahnya. Kalau sudah berdaya saing tinggi nanti prestasinya akan meningkat kompetisinya akan semakin bertambah nanti skillnya,” katanya.
“Karena di situ akan memacu motivasinya semakin tinggi latihannya lebih giat sehingga menambah teknik untuk bertanding dan berlombanya sehingga daya saingnya semakin meningkat,” imbuhnya.
Pelaksanaan Popda jenjang SD ini juga bertujuan mensosialisasikan cabor bola basket. Sebab rata-rata tidak semua sekolah paham tentang basket. Ini dikatakan oleh Sekretaris Perbasi Solo Fachruddin Siregar.
“Semua sekolah di solo boleh ikut nah kami harus mensosialisasikan sejak dini, bahwa aturanya basket itu berbeda seperti ini, bertanding harusnya pakai seperti ini. Kami harapanya Solo jadi kota basket, mulai dari awal lah, mulai dari dini hingga veteran, jadi tidak melulu di Semarang, jadi harapanya dari perbasi, programnya mas john juga bisa narik Solo itu kota basket,” jelasnya.
Sementara itu, untuk jenjang SMP dan SMA bakal digelar 10-12 Oktober mendatang. Untuk SMP ada 27 peserta, sedangkan tingkat SMA ada 26 peserta.
“Jadi pesertanya kurang lebih hampir 67 tim dari tingkat SD-SMA,” tambah Fachruddin.