Parah! Pesta Fans Taylor Swift Bikin Ratusan Orang Positif Covid-19 Dikecam

oleh
Taylor Swift | IG @taylorswift

ARTIS pencipta lagu Taylor Swift disebut-sebut menjadi biang terjadinya penularan Covid-19 besar-besaran. Hal ini karena pesta fans Taylor Swift untuk merayakan perilisan album Red dikabarkan menjadi sumber penularan Covid-19.

Sekitar 1.000 fans dan warga yang mendatangi pesta tersebut dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19 usai pesta fans tersebut.

Padahal Taylor Swift sendiri sebenarnya tidak ada di pesta tersebut, yang merupakan pertemuan para penggemar.

Atas hal yang menimpanya fans menyatakan tak terima ketika artis pujaannya dibully.

Melansir dari New York Post Senin (20/12/2021) penggemar yang datang ke sebuah pesta fans Taylor Swift sekitar 600 orang. Sehingga orang yang hadir ke pesta fans tersebut

“Siapa pun yang menghadiri ‘On Repeat: Taylor Swift Red Party'” di Metro Theatre Sydney pada “10 Desember adalah kontak erat dan harus segera dites dan diisolasi selama 7 hari,” bunyi sebuah peringatan dari New South Wales (NSW) Health.

“Kemungkinan beberapa dari kasus ini memiliki varian Omicron yang menjadi perhatian,” bunyi catatan dari peringatan tadi.

Dalam peringatan dari NSW, disebutkan juga bahwa hukuman untuk pelanggaran terhadap persyaratan isolasi, tes Covid-19, dan karantina telah meningkat menjadi $5.000 [sekitar Rp51 juta] untuk setiap orang (dari $1.000 [sekitar Rp10 juta]), dan $10.000 [Rp100 juta] untuk perusahaan (dari $5.000).

Gelombang Covid-19 ini sangat buruk, sehingga otoritas kesehatan mendorong komunitas tertentu untuk berhenti bersosialisasi menjelang Natal. Setidaknya satu festival musik telah dibatalkan oleh pemerintah setempat karena dikhawatirkan menjadi sumber penularan Covid-19 yang dahsyat.

“NSW Health menganggap bahwa penyebaran Covid-19 yang sedang berlangsung di wilayah Newcastle. menimbulkan risiko yang terlalu besar untuk festival yang diadakan akhir pekan ini,” kata pihaknya dalam sebuah pernyataan tentang festival musik Lunar Electric, dikutip dari Guardian.

NBC News melaporkan, berdasarkan data Universitas Johns Hopkins, daerah tersebut saat ini mengalami lonjakan kasus. Sejak Kamis (16/12/2021), rata-rata kasus dalam seminggu mencapai 1.091, naik jauh dari rata-rata 214 di awal Desember.