SOLO, MettaNEWS – Canthik atau kepala kapal Rajamala menjadi salah satu bagian penting dari Museum Radya Pustaka di Kota Solo Jawa Tengah.
Bagian inilah yang digunakan Raja Keraton Surakarta, Paku Buwana V untuk menyusuri Bengawan Solo pada tahun 1820. Dengan sejarah yang begitu panjang itu, di Hari Jadi ke-133 tahun Museum Radya Pustaka menginisiasi konservasi Canthik Rajamala yang dikemas dalam agenda Festival Rajamala.

Kepala UPT Museum Solo, Bonita Rintyowati menyebut teknik konservasi Canthik Rajamala ini menggabungkan antara ilmu pengetahuan dan tradisi budaya Jawa untuk pertama kalinya.
“Pembersihan Canthik Rajamala menggunakan air rendaman tembakau, cengkeh, debok pisang yang kering yang sudah direndam sejak 2 hari dan tadi pagi baru diperesi airnya baru kami bawa ke sini untuk membersihkan kayunya,” ujar Bonita saat ditemui di sela-sela acara, Selasa (24/10/2023).

Tidak mengandung unsur klenik, pihaknya memilih teknik science untuk mengkonservasi Canthik Rajamala dengan tujuan agar benda bersejarah ini utuh dan tidak rusak.
“Kalau air biasa kami kurang tahu efeknya takut merusak koleksi sesuai dengan teknik science menggunakan cara itu. Karena ini Museum Radya Pustaka masih kental akan budaya Jawa dan tertua juga saya tetap menghormati,” ujarnya.
Dengan seizin Raja Keraton Surakarta Sri Susuhunan Pakubuwono (PB) XIII Hangabehi, konservasi Canthik Rajamala dilakukan dengan melibatkan abdi dalem Keraton Surakarta. Prosesi konservasi juga dipimpin oleh Ulama Keraton Surakarta.

“Selain ada prosesi kami buat pertunjukkan yang menggabungkan science dan budaya Jawa. Kolaborasi ilmu pengetahuan dan tradisi budaya Jawa, yang mimpin doa Ulama Keraton Surakarta, proses pembersihannya memakai metode science tanpa unsur klenik,” jelas dia.
Setelah dikonservasi, Canthik Rajamala akan dikembalikan ke ruangan Museum Radya Pustaka. Rencananya konservasi ini akan menjadi agenda tahunan setiap kali Museum Radya Pustaka berulang tahun.

“Konservasi bisa dilakukan kapanpun juga dengan menghormati tradisi. Semua anak-anaknya itu dibersihkan selesai dikembalikan masuk ke ruangan. Selama ini belum pernah dikonservasi, terakhir 2010 menggunakan air biasa dan akhirnya banyak komplain. Untuk yang tahunan ini juga menarik perayaan ultah masterpiece Rajamala kenapa nggak kita adakan setiap tahun. Semoga ke depan berlangsung terus ini diinisiasi tahun ini,” katanya.

Festival Rajamala berlangsung selama 5 hari, yakni 24 – 28 Oktober 2023. Dengan salah satu acara lainnya pentas kebudayaan wayang kulit dengan lakon Rajamala.
“Saya menginisiasi festival Rajamala karena melihat Rajamala itu sebagai ikon Kota Solo. Masterpiecenya kita kita angkat untuk betul-betul lebih dikenal. Saya memulai branding ini dengan festival selama 5 hari dari 24 sampai 28,” pungkasnya.