SLEEP paralysis atau sering disebut ketindihan adalah keadaan transisi yang terjadi ketika seseorang mengalami kelumpuhan sementara untuk bereaksi, bergerak atau berbicara ketika tertidur. Hal ini terjadi karena mekanisme otak dan tubuh sedang tidak berjalan selaras dan tumpang tindih saat tertidur, yang mengakibatkan anda terbangun pada fase tidur paling dalam, saat semua otot sedang berada dalam kondisi rileks.
Ini ditandai dengan gejala mendasar yaitu atonia atau ketidakmampuan untuk menggerakkan tubuh. Seperti ini terjadi segera setelah tertidur atau bangun, seseorang merasa terjaga dan menyadari hilangnya kontrol otot di tubuh. Menurut penelitian yang diterbitkan dalam U.S National Library of Medicine, diperkirakan 75% dari ketindihan atau kelumpuhan tidur melibatkan halusinasi yang berbeda dari mimpi biasa.
Atonia dapat terjadi saat tertidur (halusinasi hipnagogik) atau bangun (halusinasi hipnopompik). Di lansir dari orami.co.id Halusinasi selama ketindihan terbagi dalam 3 kategori, yaitu:
- Halusinasi penyusup, yang melibatkan persepsi orang berbahaya atau kehadiran di dalam ruangan.
- Halusinasi tekanan dada, juga disebut halusinasi inkubus yang dapat memicu perasaan mati lemas. Ini sering terjadi bersama dengan halusinasi penyusup.
- Halusinasi motorik vestibular (V-M), yang dapat mencakup perasaan bergerak (seperti terbang) atau sensasi di luar tubuh.
Pada kebanyakan kasus, ketindihan dapat berakhir dengan sendirinya, tetapi kadang-kadang terganggu oleh sentuhan, suara orang lain, atau oleh upaya diri sendiri yang intens untuk bergerak dalam mengatasi atonia.
Ungkap dr. Saddam Ismail cara mengatasi agar terlepas dari ketindihan atau sleep paralysis hal yang harus dilakukan ialah menenangkan diri, tarik nafas perlahan, setelah mengetahui kondisinya, coba gerakkan jari-jari ataupun jari tangan jari kaki, seperti ingin meraba badan ataupun seperti ketika ingin mencubit bagian tubuh sendiri.
“Dengan cara perlahan-lahan tersebut, lama-lama kita akan lepas dari keadaan ketindihan, ataupun sleep paralysis. Kesimpulannya jangan buru-buru, jangan panik, dan tidak boleh ketakutan. Jika berlawanan dengan tindakan yang saya alami nanti malah akan membuat tambah parah,” tambahnya.
Sebenarnya hal ini terbilang hal yang umum atau wajar saja, tetapi sebagaian orang yang mengalami ketindihan merasa sangat mengganggu. Dilansir dari orami.co.id berikut ini adalah beberapa cara untuk mencegah ketindihan atau sleep paralysis
- Memperbaiki kebiasaan tidur, seperti memastikan mendapatkan 6-8 jam tidur setiap malam.
- Menggunakan obat antidepresan jika diresepkan untuk membantu mengatur siklus tidur.
- Mengobati masalah kesehatan mental yang dapat menyebabkan kelumpuhan tidur.
- Mengobati gangguan tidur lainnya, seperti narkolepsi atau kram kaki.
Mg 1/2/3/4