Jembatan Jurug B Mulai Dilewati Kendaraan, Miliki Panjang 160 Meter dan Tahan 100 Tahun

oleh
Jembatan Jurug B
Jembatan Jurug B di Kota Solo dibuka dan mulai dilewati kendaraan pada Selasa (5/9/2023) sore | MettaNEWS / Magang UIN Solo - Candra Permana

SOLO, MettaNEWS – Sejumlah kendaraan dari arah barat mulai memadati Jembatan Jurug B yang dibuka pada Selasa (5/9/2023) pukul 15.00 WIB.

Pembukaan jembatan penghubung Solo dan Karanganyar itu ditandai dengan pelepasan burung oleh Dinas Perhubungan dan Satlantas Polresta Surakarta.

Construction Manager  PT Baja Titian Utama Jawa Tengah, M Fathoni Jalaludin mengungkapkan Jembatan Jurug B sepanjang 160 meter dibangun menggunakan teknologi tahan gempa, Lead Rubber Bearing (LRB).

“Semua (kerangka) terdiri dari gelagar baja. Umurnya sudah dihitung sampai dengan 100 tahun. Dan ini sudah menggunakan teknologi baru, LRB atau lead rubber bearing yang fungsinya menahan bawah gelagar. Dia tahan gempa teoritis atau besaran gempa selama 1.000 tahun,” paparnya.

Teknologi ini pertama kali digunakan pada jembatan di Kota Solo. LRB biasanya digunakan pada jembatan dengan bentang panjang. Ini membuat kekuatan Jembatan Jurug B yang menghubungkan Sungai Bengawan Solo tangguh.

“LRB itu perletakan untuk jembatan khusus atau jembatan bentang panjang. Dan kita menggunakan teknologi itu. Teknologi itu digunakan pertama kali di jembatan khusus seperti Jakarta-Cikampek Elevated. Nah kita mengadopsi,” katanya.

Pembangunan Jembatan Jurug B sepanjang 160 meter menggunakan kombinasi desain Steel I Girder (SIG) dan Steel Box Girder (SBG) yang diperkirakan mampu bertahan hingga 100 tahun. Konstruksi ini menggantikan kontruksi sebelumnya yakni Callender Hamilton dan diperkirakan mampu bertahan dengan gempa di atas 7 skala richter.

“Jngan heran jika Anda berada di atas jembatan goyangannya tinggi, itu boleh, diizinkan. Karena dia punya frekuensi yang sangat besar. Kemudian dia mampu bergerak horizontal, lateral maupun ada pusaran,” paparnya.

Dibukanya kembali Jembatan Jurug B diharapkan dapat mempermudah akses antar Kota Solo dan sekitarnya. Mengingat jalur ini menjadi salah satu jalur nasional.

Rangka Jembatan Jurug B kini tak lagi menjulang tinggi di sisi kanan dan kiri. Rangka hanya terpasang di sisi bawah jembatan. Sementara sisi kanan dan kiri hanya terdapat pengaman jembatan setinggi kira-kira satu meter.

Tak hanya itu, di ujung jembatan pada sisi kanan dan kiri terdapat aksen berlogo batik kawung. Pemilihan batik kawung ini bukan tanpa alasan. Selain untuk mempercantik bangunan, aksen ini sebagai identitas masyarakat Kota Solo yang bermakna kesucian.

Pihaknya berpesan ditambahnya aksen-aksen ini diharapkan dapat mencegah tindakan vandalisme jembatan.

“Ini kearifan lokal, mari dijaga dan dirawat, jangan ada vandalisme,” tukasnya. (Magang Rama/Galih/Harry/Candra/Stanley).

No More Posts Available.

No more pages to load.