SOLO, MettaNEWS – Pemerintah Kota (Pemkot) Solo dan Bank Indonesia (BI) kembali menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) untuk kali kedua, Kamis (20/3/2025).
Setelah sebelumnya GPM digelar di Balai Kota Solo, kali ini GPM menyasar masyarakat di kawasan Kantor Kecamatan Banjarsari.
Kepala Bidang Ketahanan Pangan, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Solo, Yeti Widayati mengatakan sebanyak 5 ton beras, 300 kilogram gula pasir, 50 dus minyak goreng MinyaKita medium, 15 dus MinyaKita premium, 15 kilogram cabai, 30 kilogram bawang putih dan makanan olahan dijual dengan harga di bawah pasaran.
“Beras SPHP Bulog Rp62.000/kantong, gula pasir Rp17.500, telur Rp23.000, minyak goreng dari PPI RNI MinyaKita medium ada 50 dus isinya 12 pouch seharga Rp15.000, MinyaKita dari Bulog ada perbedaan harga, Rp18.000, tidak terlalu banyak, premium ada 15 dus berisi 12 pax. Harga di bawah pasaran karena ini ada subsidinya,” ujar Yeti.
Sementara, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Solo, Dwiyanto Cahyo Sumirat mengimbau masyarakat tidak perlu khawatir akan harga bahan pokok di pasaran melambung saat Ramadan maupun Lebaran.
Ia mengatakan pemerintah hadir untuk bisa menjaga stabilisasi harga dan ketersediaan pasokan yang ada di pasar. Sehingga ia meminta masyarakat berbelanja secara bijak dan tidak memborong secara berlebihan.
“Sekarang harga sangat terkendali secara data maupun kunjungan kita ke pasar, memang tidak ada kenaikan yang berarti kalaupun ada kenaikan itu jangka pendek, hanya momentum tertentu saja,” ujarnya.
Dibanding tahun lalu, harga komoditas lebih terkendali. Hal ini disebabkan jalur distribusi dan pasokan yang lebih baik. Adanya diskon tarif listrik yang diberlakukan pada Januari dan Februari lalu rupanya juga mampu menekan inflasi.
“Kami terus secara konsisten memantau pergerakan harga yang ada di pasar jadi tim pengendali harga di pasar Solo maupun daerah lain secara harian ada yang mensurvei harga-harga komoditas di pasar,” terangnya.