Bantahan Pihak Kampus Univet Sukoharjo Soal Intimidasi Sesama Mahasiswa Teknik

oleh
univetbantara.ac.id

SUKOHARJO, MettaNEWS – Setelah sempat beredar informasi adanya tindakan kekerasan dan intimidasi yang dialami salah satu mahasiswa Prodi Teknik Industri Universitas Veteran Bantara (Univet) Sukoharjo, pihak kampus melakukan klarifikasi secara terbuka, Rabu (30/3) malam lalu.

Pasalnya informasi tersebut bermula dari adanya berita yang dimuat salah satu media online yang bersumber dari rilis organisasi eksternal kampus.

Dekan Fakultas Teknik Univet Sukoharjo, Hendramawat Aski Safarizki menyebut, tidak ada kekerasan atau intimidasi yang dialami mahasiswa di Univet Sukoharjo. Hingga pada Rabu (30/3) sore, pihaknya mengatakan, tidak ada laporan yang diterima Wakil Rektor III maupun pihak lembaga mengenai hal ini.

Hendra menuturkan, semua kegiatan mahasiswa berada dalam pengawasan oleh masing-masing bidang. Sehingga pihaknya menjamin pemberian kebebasan mahasiswa dalam berorganisasi dan berserikat di dalam maupun di luar kampus.

“Kami memberikan kebebasan sebebas-bebasnya kepada mahasiswa maupun organisasi dalam berserikat, asalkan tetap pada aturan yang ada. Setiap organisasi yang ada di kampus memiliki batasan kegiatan, sehingga kami sudah mengatur apa saja yang boleh dilakukan maupun tidak. Kami juga mendukung kebebasan berpendapat, sehingga tidak ada pengekangan yang diterima mahasiswa,” ungkap Hendra dalam klarifikasi terbuka, di Cafe Loka Rasa, Rabu (30/3/2022).

Setelah adanya pemberitaan tersebut, pihaknya langsung melakukan penyelidikan lalu menghubungi mahasiswa yang bersangkutan untuk memberikan penjelasan. Tidak disebutkan secara spesifik siapa yang terlibat dalam tindak kekerasan dan intimidasi, dikatakan Hendra, AS (mahasiswa yang diduga mengalami kekerasan dan intimidasi) hanya menyebut himpunan mahasiswa teknik industri (HMTI) sebagai yang melakukan kekerasan.

Klarifikasi terbuka pihak Univet Sukoharjo, di Cafe Loka Rasa Rabu (30/3/2022) | MettaNEWS / Adinda Wardani

“Setiap kegiatan mahasisiwa baik himpunan maupun unit kegiatan mahasiswa (UKM) ada pendamping dari pihak dosennya ataupun akademisi yang ada di kampus. Kegiatan mahasiswa tetap kami pantau dan awasi, apakah memenuhi aturan-aturan yang ada. Supaya tidak terjadi kejadian yang merugikan mahasiswa,” tegasnya.

Mengambil langkah yang cepat, pihak kampus telah melakukan penyelidikan, pemanggilan dan konfirmasi kepada AS sesuai norma kampus. Pihaknya memastikan berita yang beredar adalah murni sebuah kesalahan yang tidak dikonfirmasi terlebih dahulu dengan Univet Sukoharjo.

Setelah kejadian ini pihak kampus akan terus melakukan evaluasi. Saat ini kondisi Univet Sukoharjo, diungkapkan Hendra dalam keadaan normal kondusif tidak ada permasalahan atau kejadian yang memerlukan penanganan khusus.

Sementara itu, Sekretaris Komisi B Dewan Mahasiswa (Dema) Univet Sukoharjo, Kurniawan Hidayat menuturkan pihaknya baru mendapat kabar adanya kekerasan dan intimidasi mahasiswa HMTI, Rabu (30/3) sore. Hal yang sama diungkapkan Kurniawan, pihaknya menyebut tidak menerima laporan dari mahasiswa yang bersangkutan mengenai masalah ini. Penyampaian laporan ke Dema ini berfungsi untuk penyampaian ke pihak lembaga.

Kurniawan menuturkan, Dema sebagai yang menaungi organisasi mahasiswa maupun UKM, melalui surat undangan disetiap kegaiatan organisasi mahasiswa, pihaknya melakukan pengawasan terhadap kegiatan yang ada.

Terkait pemberitaan kekerasan dan intimidasi di lingkungan kampus, Kurniawan yang juga merupakan mahasiswa Teknik mengungkapkan selama mengikuti organisasi mahasiswa di Univet Sukoharjo menyatakan tidak ada tindak kekerasan seperti yang diberitakan.

“Atas dugaan tersebut, saya yang merupakan mahasiswa Teknik Sipil, sering berkolaborasi bersama Teknik Industri. Sehingga selama saya kuliah 3.5 tahun disini (Univet Sukoharjo) belum pernah menemukan kejadian kekerasan seperti itu,” ungkap Kurniawan saat klarifikasi terbuka, Rabu (30/3/2022) malam.

Kurniawan menambahkan, tidak ada kekerasan fisik maupun psikis dalam sebuah organisasi HMTI. Dalam lingkup himpunan mahasiswa program studi, pihaknya menjelaskan masing-masing dari itu memiliki peraturan tersendiri sesuai yang dinaungi.

“Tidak ada intimidasi dalam HMTI. Dalam kegiatannya, HMTI hanya melakukan norma-norma organisasi mahasiswa yang ada sebagai bentuk interaksi sosial,” tukasnya.