Yayasan Kakak Sebut Peran Penting Media untuk Promosi Toleransi Keberagaman Agama

oleh
oleh
Yayasan Kakak
Yayasan KAKAK gelar diskusi pentingnya dukungan media untuk toleransi hidup beragama | MettaNEWS/Puspita

SOLO, MettaNEWS – Toleransi dalam keberagaman menjadi tugas besar Bangsa Indonesia.

Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak keberagaman dan perbedaan salah satunya keberagaman agama. Hal yang penting adalah bagaimana menjaga dan mengembangkan toleransi. Dengan menekankan nilai penghargaan dan penghormatan pada perbedaan tersebut.

Yayasan KAKAK didukung oleh Search menggelar diskusi toleransi keberagaman agama di Hotel Tosan Sukoharjo. Tema utama yang menjadi diskusi adalah “Dukungan Media untuk promosi Toleransi Keberagaman Agama”.

Diskusi melibatkan berbagai organisasi dan tokoh lintas agama baik mayoritas dan minoritas.

Direktur Yayasan Kakak, Shoim Sahriyati memaparkan, ada beberapa temuan pelanggaran kebebasan beragama dan berkeyakinan. Dalam bentuk intoleransi khususnya pada kelompok agama minoritas.

“Beberapa temuan seperti bullying oleh teman-temannya di sekolah karena beragama minoritas. Sehingga harus berpindah sekolah. Stigma negatif terhadap agama tertentu. Pemberitaan media yang membuat kelompok minoritas semakin terstigma. Bahkan sampai penyerangan fisik terhadap kelompok tertentu,” ungkap Shoim.

Penghormatan dan penghargaan pada perbedaan, lanjut Shoim sesuai dengan Kovenan Hak Sipil dan Politik. Yang diratifikasi Indonesia melalui UU No. 12 tahun 2005. Tentang Kebebasan beragama dan Berkeyakinan (KBB).

Yaitu ‘Setiap orang berhak atas kebebasan berpikir, keyakinan dan beragama. Hal ini mencakup kebebasan untuk menetapkan agama atakepercayaan atas pilihannya sendiri dan kebebasan. Baik secara sendiri maupun bersama-sama dengan orang lain. Baik di tempat umum atau tertutup, untuk menjalankan agama dan kepercayaannya dalam kegiatan ibadah, pentaatan, pengamalan, dan pengajaran’.

Kebebasan ini kembali dipertegas melalui UU No. 39 tahun 1999 tentang HAM khususnya Pasal 22.

Dalam salah satu diskusi juga menekankan kebutuhan kelompok minoritas terhadap media. Untuk menetralisir situasi dan konflik yang terjadi. Beberapa perwakilan media juga menyampaikan kekhawatirannya. Dalam membuat pemberitaan berkaitan dengan konflik agama. Yang akan membuat konflik semakin meruncing. Juga kekhawatiran risiko yang akan muncul dari salah satu pihak.

“Toleransi keberagaman agama merupakan tanggung jawab bersama. Mulai dari masyarakat, tokoh agama, media, influencer, dunia pendidikan dan pemerintah tentunya. Pemerintah harus menciptakan kolaborasi dari banyak unsur. Sehingga upaya perdamaian bisa terwujud. Media menjadi harapan besar bagi kelompok yang selama ini mendapatkan ketidakadilan.

Shoim berharap dari diskusi ini bisa menjadi ruang untuk saling menghargai dan menghormati. Dan menegaskan
<span;>bahwa media akan terlibat aktif dalam promosi toleransi. Dengan panduan pemberitaan yang sudah dirumuskan. Semakin banyak media yang mengetahui panduan dan terjalin komunikasi antara tokoh lintas agama dengan media itu sendiri”, pungkas Shoim.