SOLO, MettaNEWS – Tim riset FSRD ISI Surakarta kolaborasi animasi 2D motion graphic dengan pementasan wayang kulit mengambil lakon Wahyu Katentreman. Melalui olah digital dari karakter wayang purwa lakon Wahyu Katentreman ini sebagai tahapan eksplorasi dalam riset lintas bidang ilmu. Sebagai ketua tim yakni Basnendar Herry Prilosadoso, S.Sn., M.Ds beserta anggota tim dosen yang terdiri Sri Murwanti, SE., MM dari dosen Ekonomi UMS, Dr. Sri Hesti Heriwati, M.Hum, dan M Harun Rosyid Ridlo, M.Sn yang keduanya sebagai dosen FSRD ISI Surakarta.
Riset ini dari Hibah DRTPM dari skim Penelitian Kompetitif Nasional Tahun Pelaksanaan 2024 dengan judul Transformasi Karakter Wayang Purwa Koleksi Museum Radya Pustaka Sebagai Media Pelestarian, Edukasi, dan Rekreasi Untuk Milenial Melalui Animasi Motion Graphic.
Pertunjukan seni yang digelar di Sanggar Pamor, Kartosuro Sukoharjo ini sebagai bagian tahapan penelitian terapan yang melibatkan seniman dalang wayang kulit, Tri Haryoko, S.Sn dalam perancangan pertunjukan kolaborasi wayang kulit purwa dengan animasi 2D motion graphic.
Tampak dalang cilik yang mengisi salah satu sesi pertunjukkan wayang kolaborasi animasi, yakni Sanggit Nyataraharja terlihat piawai memainkan wayang. Sanggit yang masih duduk kelas III SD Kristen Banjarsari, Surakarta ini mengikuti jejak sang ayah, dalang Tri Haryoko dengan lakon Wahyu Katentreman.
Pelaksanaan riset yang juga melibatkan mitra dari Museum Radyapustaka Surakarta ini bertujuan juga melalui penerapan teknologi multimedia, khususnya animasi motion graphic, seni tradisi wayang dapat diterima oleh semua kalangan, khususnya generasi muda.
Menurut dalang Tri Haryoko, dengan melibatkan seniman dalang wayang kulit baik dari persiapan dari proses pemilihan lakon wayang, karakter wayang, asset desain animasi, sampai tahapan rendering motion graphic ini dirancang melalui beberapa tahapan. Terlihat kolaborasi antara tayangan animasi motion graphic berpadu dengan gerakan wayang kulit ini dilaksanakan pada Jumat, 27 Desember 2024 yang juga dihadiri dosen dan mahasiswa sebagai tim pembantu daĺam riset mono tahun ini.
“Lakon Wahyu Katentreman dapat saling mengisi dan dipadukan di antara pertunjukan wayangnya dengan animasi 2D motion graphic diakhiri pementasan wayang. Melalui kolaborasi antara seni pertunjukan dan seni rupa dengan sentuhan teknologi multimedia ini, kami berharap seni tradisi dapat berkembang dan diminati generasi muda,” ungkapnya.
Ketua tim, Basnendar H menambahkan, karya karakter wayang animasi 2D motion graphic ini hasil kolaborasi lintas bidang ilmu, yakni seni tradisi dengan teknologi.
“Kolaborasi ini diharapkan sebagai media alternatif pertunjukan dan sekaligus untuk lebih mengenalkan wayang kepada generasi muda, serta media audiovisual lainnya dan terbuka peluang sebagai upaya pengembangan kedepannya,” tutupnya.