Tepis Stigma Negatif, YMIE Sebut Keuntungan Dari Industri Game di Indonesia

oleh
oleh

SOLO, MettaNEWS – Yayasan Masyarakat Indonesia Emas (YMIE) meminta masyarakat menipis stigma negatif industri games di Indonesia. Terlebih untuk menyambut generasi emas,

Ketua YMIE, Marsudi Wahyu Kusworo memyampaikan hal tersebut saat pembukaan Seminar Industri Games di The Sunan Hotel, Solo, Rabu (7/8/2024).

Seminar dihadiri oleh Ketua Indonesia Esports Association (IESPA), RM Ibnu Riza Pradipto, Direktur Utama PT Pos Indonesia Faizal R. Djoemadi, dan CEO Nuon Aris Sudewo.

Menurut Marsudi selama ini masyarakat terutama guru dan orang tua cinderung memandang negatif dan keliru dalam memahami industri games. Banyak yang beranggapan jika game malah menjadi salah satu faktor perusak generasi bangsa.

Marsudi berharap stigma tersebut bisa diubah. Menjadi games yang bermanfaat untuk pendidikan, bermanfaat untuk membangun patriotisme.

“Sampai saat ini masih banyak orang tua atau guru yang mengatakan kalau gim itu merusak. Pandangan ini harus diubah menjadi gim yang bermanfaat untuk pendidikan, bermanfaat untuk membangun patriotisme, nasionalisme dan kekompakan,” pesan Marsudi.

Padahal lanjut Marsudi saat ini industri gim di Indonesia bisa berkembang ke luar negeri. Terlebih dengan banyaknya para kreator dan development game yang mulai bermunculan. Ia berharap industri games di Indonesia bisa menjadi sarana membawa budaya-budaya lokal ke kancah internasional.

“Kalau bisa gim yang juga mengeksplor budaya bangsa ke luar negeri. Sehingga bangsa-bangsa luar tahu budaya Indonesia melalui gim. Bukan hanya kita yang tahu budaya Jepang atau budaya Korea yang masuk ke Indonesia. Tapi lewat gim budaya Indonesia juga harus bisa diekspor ke depan,” harapnya.

Marsudi menegaskan industri gim ini punya potensi yang sangat besar di Indonesia. Mengingat anak muda Indonesia sangat kreatif yang punya ide bermacam-macam.

Direktur Ekonomi Digit Bonifasius Wahyu Pudjianto menambahkan tidak sekadar permainan namun industri game memiliki kontribusi yang besar dalam dunia ekonomi digital.

Boni mengatakan jika pada tanggal 8 Agustus diperingati sengai Hari Games Indonesia.

“Total pendapatan industri game di Indonesia sebesar 350 US dollar di tahun 2023. Bahkan bisa mencapai 1,5 miliar US dollar di tahun 2024 ini,” tandasnya.

Boni mengungkapkan ekonomi digital dari indrustri game ini memerlukan edukasi yang lebih. Agar dampak tersebut positif dan berkembang.

“Ekonomi digital saat ini baseline nya 4 persen kontribusinya pada produk domestik Bruno. Target kami tahun 2045, ekonomi digital mencapai 19 persen,” tegasnya.

Sementara itu, Managing Director Cygames Toshinori Jaga Suzuki mengapresiasi dunia industri games di Indonesia. Ia mengatakan jika Indonesia menjadi salah satu market yang besar dalam perkembangan industri game, selain di Jepang, China, Korea dan Inggris.

Pihaknya berkomitmen untuk membantu memajukan industri game di Asia Tenggara salah satunya di Indonesia.

“Indonesia sangat kreaatif dan menarik. Misi kami adalah sains itu meramaikan industri game di Indonesia. Dan kami juga tidak hanya expand tapi juga membantu industri game di Indonesia melalui Indonesia Game Developer eXchange (IDGX),” pungkasnya.