SOLO, MettaNEWS – Posko logistik bencana kebakaran gudang rongsok Pasar Kliwon yang dipusatkan di SD Muhammadiyah 23 Semanggi Solo masih beroperasi selama tiga hari status tanggap darurat diberlakukan. Yakni terhitung sejak 4 – 6 Oktober 2023.
Koordinator Tanggap Darurat Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Solo, Wawan Purnomo, mengatakan ada tiga kegiatan yang dilakukan yakni penyediaan logistik, penyediaan pengobatan darurat dari tim kesehatan dan pemantauan rumah yang terdampak kebakaran.
“Tanggap darurat selama 3 hari kita ada tahap recon kerjasama dengan BPBD terkait dengan pembangunan hunian sementara untuk warga yang terdampak. Medis ada dua tempat kita datangi di Kelurahan Pasar Kliwon dan Semanggi, pusatnya di sini stay 24 jam kontrol kebutuhan medis kita siap,” ujar Wawan saat ditemui Mettanews, Kamis (5/10/2023).
Ada dua ruang kelas dan satu ruangan tambahan yang digunakan untuk pusat logistik. Pihaknya juga menyiapkan pengungsian massal di Kelurahan Mojo dan Semanggi jika diperlukan.
“Kita siap tapi alhamdulillah 2 tempat itu bisa tercover semua akhirnya kita gunakan untuk posko 1. Kita lihat kondisi karena masih ada KBM nggak mungkin semua ruangan kita pakai semua,” pungkasnya.
Kepala SD Muhammadiyah 23 Semanggi Solo, Nurul Mai Saroh, mengatakan pihaknya mulai menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) untuk kelas 1 dan 2.
“Untuk kelas 3 sampai 6 itu kelasnya di lantai dua, sehingga tidak terlalu terpengaruh dengan kondisi posko ini,” ujar Mai.
Namun pihaknya mengkhawatirkan dampak asap kebakaran terhadap murid-murid SD Muhammadiyah 23 Semanggi. Menurutnya jika dampaknya terasa, pembelajaran semua murid akan dilakukan dengan mekanisme PJJ.
Pembelajaran hari Rabu pun berlangsung hanya setengah hari saja, dari yang awalnya full day school sampai pukul 16.00 menjadi setengah hari, sampai pukul 12.00 siang. . Evaluasi akan dilakukan berkala melihat kondusivitas sekolah sembari sukarelawan beroperasi bersama segenap pihak untuk menyelesaikan bencana tersebut.
Selain itu pihaknya juga sudah menyiapkan mekanisme penjemputan murid-murid SD Muhammadiyah 23 Semanggi oleh orang tua atau wali murid berupa penyediaan jalur penjemputan lewat pintu samping sekolah. Mai berharap cara itu bisa mengurangi kerumunan penjemputan di jalan SD Muhammadiyah 23 Semanggi yang sempit dan ramai.
“Awalnya ditanya kalau SD Muhammadiyah 23 digunakan untuk pengungsian gimana, saya jawab kalau kepepet dan tidak ada tempat lain ya tidak apa-apa. Tetapi sewaktu malam hari saya cek lagi pukul 23.00 WIB belum ada pengungsian ke sini,” ujar Mai saat
Sebelumnya SD Muhammadiyah 23 Semanggi juga hendak dijadikan dapur umum, namun lantaran sukarelawan kesulitan mengangkut peralatan yang dibutuhkan, posko logistik kemudian dipindahkan ke rumah salah satu pengurus Aisyah cabang Pasar Kliwon.