SOLO, Metta NEWS – Komunitas difabel Difa Electra menciptakan tempat sampah canggih yang tidak memerlukan sentuhan langsung dari penggunanya. Difa Electra baru saja melakukan audiensi dengan Wali Kota Gibran Rakabuming untuk membantu memasarkan produk dari teman-teman difabel tersebut, Selasa (5/10).
Koordinator tim komunitas Difa Electra, Heru Sasongko menjelaskan, tempat sampah canggih tersebut dibuat sejak tahun 2019 lalu namun terkendala dalam pemasaran. Tempat sampah ini patut diberi bintang lima karena telah memenangkan beberapa penghargaan skala nasional.
“Buatan teman-teman difabel ini masuk di urutan ke 13 Inovasi Indonesia kemudian juga masuk ke Kemenristek Dikti dari 1000 penemuan di Indonesia tempat sampah ini masuk 80 besar, hingga akhirnya bisa masuk ke Solo Techno Park,” papar Heru.
Heru mengatakan karya ini juga menempatkan Solo pada posisi 13 dari total 5700 peserta Inovasi Indonesia. Di Solo Techno Park, lanjut Heru, karya Difa Electra ini dikembangkan dengan desain yang lebih bagus lagi.
Heru menjelaskan tempat sampah ini bekerja dengan sistem sensor. Dalam jarak 50 Cm, tutup tempat sampah akan otomatis terbuka.
“Terus ada suara ucapan terima kasih setelah membuang sampah di sini. Kemudian kalau penuh tidak mau membuka dan otomatis mengirim pesan ke aplikasi ke petugas sampah kalau tempat sampah penuh jadi nggak sampai berjubel-jubel,” terang Heru.
“Ide awal dalam pembuatan sampah elektrik ini dari pemikiran untuk memudahkan dalam membuang sampah. Terlebih pada masa pandemi yang mana masyarakat dituntut untuk lebih higienis sehingga dengan alat tersebut tidak perlu membuka tutup secara manual. Ide lainnya adalah untuk teman-teman disabilitas sendiri yang pakai kursi roda, atau yang jalan dibantu tongkat kalau harus pencet-pencet pakai kaki kan nggak bisa, dengan tempat sampah ini jadi gampang,” urai Heru.
Tempat sampah elektrik ini memiliki berbagai macam ukuran, salah satunya dapat menampung sampah sebanyak 5 kubik. Heru mengatakan, tim Difa Electra juga mendapatkan arahan dari Triawan Munaf saat beberapa waktu lalu berkunjung ke Solo Techno Park agar mengganti sensor dengan yang tahan air.
“Di Indonesia baru kita yang punya dan yang bikin teman-teman disabilitas, sehingga kita minta tolong mas Gibran untuk bantu komunikasi ke atas (pusat) dan pemasarannya. Dulu Wishnutama juga sudah bilang kalau akan menggunakan tempat sampah ini di bandara-bandara di Indonesia, karena di bandara Luar Negeri belum ada yang pakai kayak gini,” ujarnya.
Heru menyatakan tempat sampah elektrik tersebut mulai dijual dengan harga Rp 5 jutaan. Hingga saat ini penjualan dilakukan secara online, untuk 1 tempat sampah dibutuhkan waktu sekitar 1 minggu dalam pembuatannya.
Heru mengungkapkan alat tersebut merupakan hasil temuan dari kawan-kawan disabilitas yang mempunyai keahlian masing-masing. Dalam komunitas Difa Electra tersebut terdapat beberapa orang yang ahli dalam bidang robotik dan elektro.
Wali Kota Gibran menambahkan pihaknya berjanji akan membantu pemasaran tempat sampah elektrik ini.
“Ini sebenarnya sudah ada sejak Wali Kota Pak Rudy, tapi ini versi terbaru yang lebih tahan air. Nanti kami bantu dari sisi marketingnya. Jujur ini sangat menginspirasi dan inovatif, produknya mereka bukan cuma itu thok,” kata Gibran.
Untuk penempatan tempat sampah elektrik ini selain diletakkan di kantor Wali Kota Solo, juga sudah dipesan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo di kantor dinasnya.