Pemkot Solo Tekan Kenaikan Bahan Pokok dengan Gerakan Pangan Murah

oleh
Gerakan Pangan Murah
Telur, salah satu komoditas yang dijual murah di Gerakan Pangan Murah (GPM) Pemerintah Kota Solo di Kelurahan Kadipiro, Kecamatan Banjarsari, Senin (16/10/2023) | MettaNEWS / Adinda Wardani

SOLO, MettaNEWS – Dalam rangka menyambut Hari Pangan Sedunia, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) di Kelurahan Kadipiro, Kecamatan Banjarsari, Senin (16/10/2023). Pemkot Solo bekerjasama dengan Badan Urusan Logistik (Bulog), Pedaringan, Badan Pangan Nasional (BPN), Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) serta Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dispangtan) Kota Solo.

Ada 10 tenant yang menyediakan bahan pangan pokok di antaranya beras, gula, minyak goreng. Adapula lauk pauk seperti ikan segar, frozen food, sayur mayur dancabai merah besar.

Kepala Dispangtan, Eko Nugroho Isbandijarso mengatakan kegiatan Gerakan Pangan Murah ini dilakukan serentak dengan kabupaten ataupun kota lainnya. Kegiatan Gerakan Pangan Murah akan berlanjut di tanggal 31 Oktober 2023 berlokasi di Kantor Dispangtan Kota Solo untuk menyambut Hari Natal dan Tahun Baru.

“Gerakan Pangan Murah ini rutin Selasa dan Kamis di kelurahan, harapannya bagi masyarakat bisa memperoleh akses pangan yang lebih mudah untuk dapat pangan murah. Sehingga masyarakat yang membutuhkan pemenuhan kebutuhannya utamanya beras harga beras murah Rp 10.200/kg Rp 51.000,” ujarnya.

Harapannya dengan Gerakan Pangan Murah dapat memenuhi kebutuhan pokok masyarakat utamanya beras.

“Gerakan Pangan Murah ini khusus untuk warga Solo di Kecamatan Banjarsari, pembelian dibatasi 2 kantong untuk beras kalau lainnya bebas,” terang dia.

Salah satu warga Kadipiro, Sri Wardani mengaku keberadaan Gerakan Pangan Murah sangat membantu masyarakat mendapatkan bahan pokok dengan harga yang terjangkau. Sebab di Gerakan Pasar Murah, 1 kilogrm beras dijual Rp 10.200 saja, sedangkan di pasaran harga beras per kilogramnya menyentuh Rp 13.000 hingga Rp 14.000. Sementara untuk telur dihargai Rp 21.000/kg, padahal di pasaran menyentuh Rp 23.000/kg.

“Harganya ringan ya membantu, bagus senang kalau kaya gini enak membantu masyarakat yang nggak mampu, jarang datang ke pasar murah karena jauh,” ujar Sri.