SOLO, MettaNEWS – Organisasi alumni SMP Negeri 3 Surakarta, Estelu menggandeng Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Kasunanan menggelar lomba kebaya nasional dan kreasi hijab. Event ini sebagai wujud melestarikan budaya dan busana asli Surakarta yaitu kebaya.
Kegiatan yang juga mendapat dukungan Ketua DPRD Kota Surakarta ini dikemas dalam acara Makarti Budaya Hamungkas Warsa 2023.
Kegiatan Makarti Budaya Hamungkas Warsa 2023 merupakan penjabaran dari salah satu misi Estelu yaitu pelestarian budaya. Serta merespon pangandikanipun Swargi Sampeyan Dalem Sinuhun Susuhunan Paku Buwana kaping 10 ingkang mratelakaken Rum Kuncaraning Bangsa Dumunung Haneng Luhuring Budaya
Makarti Budaya menghadirkan lomba berkebaya nasional dan kreasi hijab 2023 dan pagelaran fragmentari Srikandi Kembar 7. Makarti Budaya Estelu akan berlangsung di Siti Hinggil Keraton Kasunanan Surakarta pada Jumat (29/12/2023) dari pukul 18.30 WIB sampai dengan selesai.
Dalam jumpa pers yang berlangsung di Keraton Kasunanan Surakarta, Rabu (27/12/2023), Ketua Umum Paguyuban Estelu, dr. Chris Susilo, Sp.Rad menjelaskan aka nada 65 peserta yang menghadirkan karya-karya kebayanya.
“Selain peserta, kegiatan ini juga akan dihadiri kurang lebih 200 tamu undangan. Dari alumni maupun dari luar alumni, serta siswa siswi yang masih bersekolah di SMP 3 Surakarta. Rencananya, kegiatan ini akan dibuka oleh Dra. GKR. Wandansari Koes Moertiyah, M.Pd selaku Ketua Panitia kegiatan,” terang dr. Chris.
Dokter Chris berharap melalui lomba kebaya nasional dan kreasi hijab ini dapat ikut melestarikan dan meneruskan kebudayaan nasional kepada generasi muda.
“Selain itu juga sebagai wahana promosi terkait eksistensi kebaya nasional sebagai warisan budaya asli Indonesia. Sedangkan untuk kreasi hijab kami juga berharap dapat menginisiasi timbulnya kreatifitas khususnya untuk kalangan generasi muda,” tutur dr. Chris.
Dra. GKR. Wandansari Koes Moertiyah, M.Pd. menambahkan tujuan dari kegiatan ini salah satunya adalah untuk “nguri-uri kabudayan”. Putri PB XII yang akrab disapa dengan panggilan Gusti Moeng ini merasa kebudayaan bangsa semakin hari semakin terkikis oleh budaya dari luar.
“Terutama para generasi muda yang apabila tidak selalu kita ingatkan betapa pentingnya menjaga kebudayaan bangsa Indonesia yang adi luhung ini. Karena suatu saat nanti khawatirnya akan punah. Selain itu tujuan yang lain adalah untuk mengumpulkan kembali para alumni SMP Negeri 3 lintas angkatan agar bisa semakin memupuk rasa solidaritas yang tinggi antar alumni,” ungkap Gusti Moeng.
Adik PB XIII ini menjelaskan ia dan saudara-saudaranya bersekolah di SMP Negeri 3. Dari kegiatan ini, lanjut Gusti Moeng menjadi kesadaran dari alumni SMP N 3 Surakarta bahwa Solo adalah kota budaya.
“Kehadiran rekan-rekan alumni mempersembahkan event ini pada negara, untuk memberikan kembali pemahaman tentang kebudayaan. Kami berharap busana kebaya ini dicintai warganya sendiri, berjaya di kota sendiri. Rencananya kegiatan ini akan kita agendakan sebagai event tahunan,” ujar Gusti Moeng.
Sementara itu, Ketua DPRD Kota Surakarta Budi Prasetyo, S.Sos., M.M., yang juga merupakan alumni dari SMP Negeri 3 Surakarta angkatan ’89, dalam rilisnya juga mengingatkan pentingnya generasi muda untuk selalu menghargai kebudayaan bangsa.
“Yang kalau bukan dari para generasi muda kita sendiri siapa lagi. Kegiatan ini sangat positif dan bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya dan para alumni pada khususnya terkait dengan pengembangan literasi budaya. Selain itu, juga sebagai wujud nyata kolaborasi kerjasama antar himpunan alumni SMP Negeri 3 Surakarta dengan LDA Keraton Kasunanan Surakarta. Sehingga tercipta simbiosis mutualisme diantara kedua belah pihak,” jelasnya.