SOLO, MettaNEWS – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa hingga kini sudah sekitar 2 juta masyarakat Indonesia memanfaatkan program cek kesehatan gratis yang disediakan pemerintah melalui fasilitas Puskesmas. Program ini disebutnya sebagai bagian dari upaya menjaga kesehatan seluruh rakyat Indonesia, sejalan dengan pesan Presiden Joko Widodo.
“Pak Jokowi itu bos saya. Jadi saya sama Ibu datang silaturahmi, mohon maaf lahir dan batin juga minta doa supaya Pak Presiden dan Ibu tetap sehat,” ujar Budi saat ditemui di Solo, Jumat (11/4/2025). Ia mengaku merasa senang melihat kondisi Presiden Jokowi yang sehat.
“Kalau beliau umurnya bisa sampai 80, 90, 100 tahun, insya Allah itu artinya Menteri Kesehatannya berhasil,” tambahnya.
Dalam silaturahmi tersebut, Budi juga membagikan pesan yang disampaikan oleh Presiden Jokowi.
“Pak Jokowi titip, kesehatan rakyat jangan dilupakan. Jangan cuma presidennya aja yang dijagain. Itu 280 juta masyarakat Indonesia harus dijaga juga kesehatannya,” katanya.
Program cek kesehatan gratis yang tengah berjalan disebut sudah dimanfaatkan hampir 2 juta warga, dengan angka partisipasi harian mencapai sekitar 110 ribu orang.
“Sebulan bisa sampai 3 juta orang. Dan dari data itu kita bisa lihat siapa yang paling banyak tekanan darahnya tinggi, gulanya tinggi, bahkan masalah gigi,” ujar Budi.
Secara mengejutkan, Budi menyebut bahwa keluhan terbanyak dari hasil pemeriksaan justru datang dari masalah kesehatan gigi.
“Saya malu juga ya, ternyata nomor satu itu gigi. Baru saya sadar, lebih dari 50 persen Puskesmas kita itu enggak ada dokter giginya,” ungkapnya.
Untuk menanggapi kondisi minimnya dokter gigi, Budi mengaku sedang berdiskusi dengan berbagai pihak.
“Kita lagi lobi fakultas kedokteran gigi. Sekolahnya mahal, masuknya susah. Kalau enggak bisa juga, kita akan coba tingkatkan keterampilan tenaga teknis seperti tukang gigi agar bisa membantu pelayanan,” tandasnya.
Keluhan terbanyak kedua adalah tekanan darah tinggi, disusul oleh kadar gula darah tinggi. Ia menekankan bahwa jika dibiarkan dalam waktu lama, dua hal tersebut bisa memicu risiko stroke dan penyakit jantung, yang saat ini menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia.
“Jadi sekarang kita sudah punya data neh kota mana yang penduduknya banyak menderita darah tinggi, gula. Kita jadi tahu neh penduduk Solo sama Jogja mana yang lebih tinggi gula dan darah tingginya,” pungkasnya.







