SOLO, MettaNEWS – Ratusan seniman dan budayawan Solo dan sekitarnya menggelar Kirab Budaya Memetri Bumi Aji, Senin (6/11/2023) malam di Sunan Jogo Kali Pucang Sawit Solo.
Ratusan seniman tersebut juga mendeklarasikan dukungan pada pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD di pemilihan presiden 2024.
Mengawali acara, rombongan seniman dari Blitar disambut dengan Reog Ponorogo dan fragmen wayang orang. Berjalan menuju pelataran pendapa taman Sunan Jogo Kali.
Perwakilan Tim Perjalanan dari Blitar menyerahkan tiga elemen berupa tanah, tir dan tumbuhan dari makam Bung Karno yang ada di Blitar kepada Ketua DPC PDIP Solo FX Hadi Rudyatmo. Tiga elemen itu nantinya akan dibawa ke Batu Tulis Bogor.
Saat deklarasi, budayawan senior dari Ssolo ST Wiyono membacakan pernyataan sikap dan dukungannya.
“Kami terus menyimak, mengamati dan mengikuti isu-isu terkirni terkait proses pergantian kepemimpinan nasional yang akan berlangsung 14 Februari 2024 mendatang. Tentu saja semua penyimakan, pemangatan dan pematauan itu kami lakukan dari sudut pandang pelaku seni dan pelestari nilai-nilai budaya bangsa,” kata ST Wiyono.
ST Wiyono melanjutkan meskipun dalam proses pengamatan tersebut menemukan sejumlah manipulasi nilai-nilai budaya bangsa. Pihaknya menganggap perilaku itu bisa berdampak pada kemunduran demokrasi dan melabrak tata nilai dan etika bangsa. Untuk itu, pihaknya merasa perlu untuk berada pada posisi berpihak kepada kemajuan dengan mengedepankan etika politik bangsa.
“Atas semua penyimakan, pemangatan dan pematauan tersebut maka dengan sepenuh kesadaran pribadi, para seniman dan pelaku budaya di Solo Raya menyampaikan pernyataan mendukung Pencalonan Ganjar Pranowo – Mahfud MD sebagai pasangan Capres-Cawapres Indonesia dalam Pilpres 2014. Dengan seluruh kemampuan kami siap mengantar Ganjar Pranowo – Mahfud MD memimpin Indonesia periode 2024-2029,” jelasnya data membacakan pernyataan sikap.
Sementara itu, Ketua DPC PDIP Kota Solo FX Hadi Rudyatmo mengatakan ada rangkaian sejarah dari gelar budaya dengan mengambil tanah dari bumi Blitar dan dibawa ke Batu Tulis Bogor.
“Karena Solo dilewati maka Solo lah yang pertama menerima dari Blitar. Setelah ini Yogyakarta, Purwokerto, Cirebon, Pasundan dan kota lainnya. Mengambil tanah dari Blitar ini untuk mengingatkan kembali kita sebagai bangsa Indonesia harus cinta Tanah Air,” kata Rudy.
Kirab Memetri Bumi Aji itu juga diisi dengan atraksi budaya dan pagelaran wayang kulit dengan lakon Melik Anggendong Lali oleh dalang Ki Blacius Subono.
“Wayang itu tontonan dan tuntunan. Milik Aggendong Lali, artinya kita sebagai umat manusia ciptaan Tuhan jangan sampai melupakan apa yang telah Tuhan berikan pada kita. Sehingga tidak ada rasa syukur dan sebagainya,” ujar Rudy.
Rudy menyebut banyak petuah orang Jawa yang sangat tepat untuk menerapkan dalam hidup sehari-hari.
“Petuah orang Jaw aitu kalau kita ikuti, urip ayem tentrem (hidup akan tenang dan damai). Karena selalu bersyukur, tetap jangan sampai melupakan asal dari kepemilikan itu sendiri. Pesan-pesan orang Jawa itu luar biasa,” pungkasnya.