SOLO, Metta NEWS – Cucu Presiden Joko Widodo, Jan Ethes Srinarendra tidak sabar ingin kembali bersekolah secara tatap muka.
Hal tersebut diungkapkan langsung sang Ibu, Selvi Ananda, Kamis (14/10) di Loji Gandrung saat menghadiri kegiatan pembinaan PKK oleh Bank Indonesia Solo. Istri Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming ini menuturkan bahwa putranya sudah sering bertanya kapan ia bisa masuk sekolah lagi.
“Sekarang memang belum, tapi rencananya akhir bulan ini sekolah Jan Ethes mencoba PTM, semoga bisa terlaksana PTM,” tutur Selvi.
Jan Ethes saat ini duduk di bangku TK Besar di Fokus Independent School (FIS). Selvi mengungkapkan, selama ini Jan Ethes seperti pelajar yang lain yakni mengikuti pembelajaran secara daring.
“Jan Ethes juga sering tanya kapan ia masuk sekolah, kan sudah di info udah mau masuk sekolah nih, jadi nanya terus dia, tapi ya semoga nanti minggu depan jadi PTM,” kata Selvi.
Putra sulung Wali Kota Gibran ini selama mengikuti pembelajaran jarak jauh juga mengikuti les di luar sekolah lantaran lama tidak bisa masuk sekolah. Selvi mengatakan dari segi emosional tentu akan berbeda untuk anak-anak bila bisa bertemu dengan guru atau tenaga pengajar secara langsung.
“Tentu kita terus siapkan anak-anak utamanya selalu diingatkan untuk pakai masker, karena sekarang lagi ada virus, anak kita latih terus. Sekarang udah terbiasa ya, karena kalau keluar rumah memang harus pakai masker,” terang ibu La Lembah Manah ini.
Sesuai dengan Surat Edaran PPKM Level 2, diketahui PTM sudah boleh dilaksanakan hingga jenjang tingkat dasar yakni PAUD. Selvi juga mengatakan sudah banyak PAUD yang melakukan pembelajaran tatap muka. Ia mengungkapkan ada 8 PAUD yang dijadikan uji coba tahap pertama dan saat ini sudah memasuki uji coba ke lima.
“Dari beberapa PAUD yang saya tinjau telah menerapkan yang namanya shipping atau pembagian rombongan belajar itu sudah cukup baik, jadi sekelas itu biasanya dibagi maksimal 5 anak. Kemudian nanti anak juga harus memakai masker dan face shield,” jelasnya.
Ia menambahkan, selain itu, orang tua juga dilarang untuk mengantar sampai ke dalam sekolah, yang kemudian anak-anak akan diterima oleh masing-masing pengajar sehingga tidak ada kerumunan. Jam belajar juga dikurangi dan akan berlangsung selama satu sampai dua jam.
Selvi mengatakan, dari beberapa tinjauan yang telah ia lakukan, anak-anak sudah menyadari kalau mereka harus terus memakai masker. Ia juga mengingatkan agar pengawasan harus ekstra ketat lantaran siswa PAUD dan balita belum divaksin.
“Jadi pengawasan harus ekstra ketat karena yang mendapat vaksin baru tenaga pengajarnya dan orang-orang yang berada di sekitar lingkungan PAUD, anak-anak kan belum, semoga semua lancar dan bila semua tertib diharapkan tidak terjadi klaster dari sekolah,” tuturnya.