Ganti MMT, Seporsi Tengkleng Bu Harsi Paling Mahal Jadi Rp 50.000,-

oleh
oleh
Tengkleng viral bu harsi
Paguyuban Pedagang Kaki Lima Solo Baru, Kapolsek Grogol dan Camat Grogol, Jumat (10/12) mengunjungi Bu Harsi yang viral di media sosial | Foto : Metta NEWS - Puspita

SUKOHARJO, Metta NEWS – Sempat viral beberapa waktu ini karena mematok seporsi tengkleng dengan harga yang tidak wajar, akhirnya pemilik warung tengkleng Bu Harsi Solo Baru mengganti MMT yang menutupi warungnya. 

MMT baru tersebut mengganti daftar harga MMT lama yang bertuliskan daftar harga menu tengkleng porsi kecil Rp15.000,- dan porsi besar Rp30.000,- menjadi tengkleng mulai Rp15.000 – Rp50.000. 

Bu Harsi dikunjungi oleh Paguyuban Pedagang Kaki Lima Solo Baru bersama dengan Kapolsek Grogol dan juga Camat Grogol, Jumat (10/12). Kunjungan tersebut untuk menyerahkan MMT, celemek, sarung tangan, daftar harga baru, jilbab serta bantuan sosial dari Polres Sukoharjo untuk Bu Harsi. 

“Kami mengunjungi Bu Harsi untuk klarifikasi karena kasihan dengan efek berita yang tersebar luas di media sosial kaitannya dengan harga tengklengnya yang mahal. Selain silaturahmi kami memberikan bantuan mudah-mudahan jualannya bu Harsi setelah klarifikasi ini tetap laris dan bu Harsi bisa berjualan lebih higienis,” jelas Kapolsek Grogol AKP Dodiawan. 

Menurut, Ketua Paguyuban Pedagang Kaki Lima Solo Baru, Sudarsi, sebelum membuat daftar harga dan spanduk baru tersebut dirinya sudah membahasnya dengan Bu Harsi. 

“Tiga hari berturut-turut setelah viral itu saya tanyakan langsung, dan Bu Harsi menjawab setiap bagian organ itu harganya lain. Jadi kalau paketnya ini pembeli minta tambah ya dihitung tambah porsi. Tapi harga baru ini ga ada tengkleng komplit, harganya nanti sesuai daftar harga paling mahal Rp50.000,- dan sudah kami bahas dengan bu Harsi,” tutur Sudarsi. 

Sudarsi mengungkapkan, akan ada pendampingan dari paguyuban pada bu Harsi usai adanya daftar harga dan MMT yang baru tersebut. 

“Akan kita dampingi dan kita pantau paling tidak satu minggu atau berapa hari. Ini harus didampingi soalnya cara penjualannya juga masih kacau, jadi belum bisa kalau menurut saya,” tandas Sudarsi. 

Mendapatkan kunjungan dan beberapa bantuan tersebut, Harsi tidak kuasa menahan haru bahkan menangis. Dirinya merasa diperhatikan dan berharap agar warung tengklengnya dapat laris kembali. 

“Saya ucapkan terima kasih, semoga saya bisa memberikan yang lebih baik lagi. Saya cuma minta ramai lagi, lancar, jualannya tidak sepi,” pungkas Harsi dengan berderai air mata.