SOLO, Metta NEWS – Mendukung pemenuhan stok darah di PMI Surakarta, Sub Badan Musyawarah Perbankan Daerah (BMPD) Jateng-Surakarta menggelar Kick Off Roadshow Donor Darah Triwulan III Tahun 2021, bertempat di Griya Kridha Lumaksa Kantor Bank Indonesia Solo, Rabu (1/9).
Koordinator Kegiatan Donor Darah sekaligus Wakil Ketua Bidang Sosial dan Koordinator Perwakilan Sub BMPD Jateng Djaka Nursahid menjelaskan pada donor darah triwulan ketiga ini sudah terdaftar 1400 pendonor.
“Triwulan kedua kemarin kami mendapatkan 1278 pendonor mudah-mudahan untuk triwulan ketiga ini ada 1400 peserta bisa donor semua. Meskipun pandemi kita tetap beraktivitas, berbuat sesuatu yang memberikan manfaat untuk orang lain,” tutur Djaka Nursahid.
Ketua Sub BMPD yang juga Kepala Bank Indonesia Wilayah Solo, Nugroho Joko Prastowo mengungkapkan donor darah yang rutin digelar oleh BMPD Jateng-Surakarta ini sempat mundur pelaksanaannya karena kondisi Solo masih PPKM Level 4.
“Kemarin sedang PPKM dan teman-teman perbankan juga sibuk menyelamatkan anggotanya dari penularan Covid. Biasanya kita memperoleh 1500 kantong tiap triwulan, sempat menurun bukan karena semangat berbaginya turun tapi banyak yang habis vaksin jadi tunggu dulu untuk berdonor,” papar Nugroho Joko.
Nugroho Joko mengungkapkan, sebelum kegiatan ini BMPD juga mengadakan skrining donor plasma konvalesen dengan 33 peserta dan yang lolos sebanyak 28 penyintas.
“Jadi salut dengan semangat teman-teman, saya apresiasi dengan rekan-rekan semua, niat baik ini dengan PMI sehingga berkesinambungan terus untuk melakukan sosial donor darah ini bersama dengan BMPD Jawa Tengah – Surakarta. Saya yakin apapun kondisinya,apapun rintangan yang kita hadapi kalau kita bersama kita pasti bisa,” tandasnya.
Sementara itu CEO sekaligus Sekretaris PMI Surakarta Sumartono Hadinoto menambahkan Bank Indonesia Solo dan BMPD Jateng-Surakarta selalu membantu stok darah di PMI Surakarta.
“Meskipun masih pandemi namun jumlah pendonor dari Sub BMPD ini tetap sama bahkan bertambah. Saya sangat merasakan bagaimana setetes darah ini bisa menyelamatkan sesama.
kebutuhan darah di Indonesia paling banyak di Jakarta 34 ribu kantong perbulan berbagai golongan, jenis atau komponen, disusul Surabaya dan Solo. Solo banyak karena 15 rumah sakit di sini ini sebagian besar adalah rumah sakit rujukan,” terang Sumartono.
Sumartono mengungkapkan rumah sakit di Subosukowonosraten ini biasanya kelengkapan alat medisnya seperti MRI, CT Scan belum tentu semua memilik, jadi pasti di rujuk ke Solo.
“Bahkan untuk pasien dari Jawa Timur seperti Ngawi, Pacitan, Madiun banyak yang dirujuk ke Solo, karena dokter dan peralatannya untuk RS tipe A itu lebih lengkap. Untuk itulah kalau kita melihat data pasien di rumah sakit di Solo 60% adalah pasien dari luar Solo,” tutup Sumartono.