Dapat Donasi Paket Belajar, Anak-anak Rilisan Solo Mengajar Girang

oleh
Solo Mengajar
20 anak binaan Solo Mengajar menerima donasi paket belajar dari PT Nusantara Sentosa Teknologi di Taman Cerdas Gandekan, Sabtu (20/8/2022) | MettaNEWS / Adinda Wardani

SOLO, MettaNEWS – Perusahaan yang bergerak dibidang pengembangan, PT. Nusantara Sentosa Teknologi (NS Trade System) membagikan donasi paket belajar ke anak-anak di Taman Cerdas Gandekan, Solo, Sabtu (20/8/2022). 20 anak yang menerima paket belajar tersebut merupakan binaan komunitas Solo Mengajar.

Founder NS Trade System, Narko Santoso mengatakan charity tersebut merupakan kegiatan rutin yang kerap diadakan. Menyasar pada masyarakat yang kurang mampu seperti mereka yang berjuang dikerasnya jalanan kota.

“Kegiatan semacam ini memang diperuntukkan bagi warga yang kurang mampu, seperti mereka yang ada di pinggiran jalan, tukang becak, pemulung, dan kali ini kita menyasar ke anak-anak di Taman Cerdas Gandekan,” kata Narko kepada MettaNEWS, Sabtu (21/8/2022).

PT NS berawal dari individu dan berkembang menjadi komunitas ditahun 2017. Untuk sampai ditahap perusahaan di tahun 2022 pihaknya telah melalui berbagai tantangan. Sebagai tanggung jawab sosial, pihaknya ingin PT NS memiliki peran dalam sosial kemanusiaan, salah satunya dengan aktif mengadakan charity.

“Charity ini menjadi sebuat tantangan bagi kami untuk konsisten dengan apa yang kami kerjakan dan ikhlas dengan apa yang kami berikan, juga harus sabar dan disipilin. Melihat anak-anak yang begitu exited berebut paket belajar menambah semangat kami untuk terus berbagi,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua Harian Solo Mengajar,  Gilrandi Aristya Dwi P mengatakan dipilihnya Taman Cerdas Gandekan tak lain karena banyaknya anak-anaknya yang kurang mampu sehingga membutuhkan bantuan.

“Gandekan adalah salah satu titik di awal Solo Mengajar merilis dan banyak berproses di situ dan menjadi yang paling aktif diantara yang lain anak-anaknya sangat kooperatif, mereka yang membutuhkan karena berasal dari latar belakang keluarga menengah ke bawah,” kata Gilrandi.

Pihaknya menyebut kegaitan tersebut juga sebagai momentum awal kebangkitan Solo setelah vakum 2 tahun akibat pandemi Covid-19.

“Kegiatan Solo Mengajar akan dimulai di pertengahan atau akhir September setelah rilis volunteer yang baru, nantinya kami akan  membawa tiga fokus, yaitu pendidikan berkarakter berbudaya dan berprestasi,” tambahnya.

Bersamaan dengan rekruitment volunteer yang baru, pihaknya ingin memfasilitasi anak-anak untuk belajar karakter kebangsaan dan budaya. Juga untuk memaksimalkan potensi yang ada pada diri anak.

“Kita akan bekerjasama dengan semua pihak untuk menggali potensi anak mungkin yang suka musik tari nyanyi akan kami adakan pendukung untuk mengembangkan hal itu,” kata Gilrandi.

Tak hanya bermanfaat bagi anak, dikatakannya menjadi volunteer Solo Mengajar dapat berguna di masa depan.

“Tugasnya volunteer bukan hanya mengajar tapi m memunculkan karakter anak-anak, membekali teman-teman volunteer dengan mereka terlibat mengajar maka kita siapkan mereka menjadi pemimpin baru Indonesia banyak ruang atau dapat menghadapi masalah dunia pendidikan,” jelasnya.

Solo Mengajar merupakan wadah sekolah informal bagi anak-anak di Solo. Dengan konsep After School, kegiatan Solo Mengajar memberikan pengalaman yang tak didapat di sekolah formal.

“Solo Mengajar juga bekerjasama dengan pihak sekoah setelah selesai sekolah kegiatan baru mulai melengkapi yang tidak bisa difasilitasi sekolah formal, atau pendidikan di rumah, saat ini kami memiliki anak didik 100 tapi yang aktif 50-an,” tutupnya.