SOLO, Metta NEWS – Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) menjadi perhatian penuh dari Pemerintah Kota Surakarta. Pada posisi PPKM Level 4, tempat wisata di Solo belum boleh beroperasi termasuk untuk TSTJ.
Selain mendapatkan dana untuk operasional dari APBD, TSTJ juga mengandalkan dari tiket masuk. Banyak cara yang diusahakan oleh pengurus TSTJ. Setelah mengusahakan orang tua asuh untuk satwa, TSTJ juga menjual masker untuk menutup kekurangan operasional dan pakan hewan.
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengatakan Pemerintah Kota sudah menyiapkan bantuan tak terduga atau BTT untuk operasional TSTJ yang bisa digunakan bertahan hingga akhir tahun.
“Biar bisa survive sampai akhir tahun. Berat karena memang ditutup. TSTJ kan pendapatannya dari penjualan tiket,” tandas Wali Kota Gibran usai peninjauan vaksin pada warga resiko tinggi di Manahan, Jumat (27/8).
Gibran menegaskan akan terus mengusahakan untuk operasional TSTJ dan tetap berusaha menekan angka pertumbuhan covid di Solo agar tempat wisata bisa segera buka kembali.
“Beberapa binatang sudah dapat orang tua asuh, sedikit banyak cukup membantu untuk pakan dan kesehatannya,” tambah Gibran.
Sementara itu, Direktur TSTJ Bimo Wahyu Widodo mengatakan dengan cairnya BTT pada September nanti bisa mengamankan untuk pakan hewan.
“September nanti BTT cair sebesar Rp193 juta untuk pakan satwa, honor keeper (pengurus satwa). Setiap bulan dievaluasi misalkan sudah buka kitakan bisa mandiri lagi,” tutur Bimo.
TSTJ saat ini memiliki 28 tenaga pengurus satwa atau keeper dan 2 tenaga dokter hewan
“Sebenarnya TSTJ ini berpotensi dikembangkan tapikan itukan perlu permodalan, perlu update peraturan-peraturan sesuai dengan statusnya. Kemarin ada pemaparan dengan bagian perekonomian pemkot dan dibahas apakah perlu diubah badan hukumnya, lagi dikaji apakah Perumda atau Perseroda (perseroan daerah),” tutup Bimo.