Belum Boleh Terima Pengunjung, TSTJ Kembali Jual Masker

oleh
oleh
jurug solo

SOLO, Metta NEWS – Pandemi yang belum pasti akan berakhir ini memberi dampak yang cukup serius khususnya pada Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ). Setelah pada tahun 2020 sempat membuat program menjual tiket bundling masker dan kaos bersama Metta MEDIA, saat ini TSTJ kembali menjual masker kain atau masker non medis seharga Rp 5000,- / masker.

Penjualan masker ini juga terpampang di postingan Instagram JurugSoloZoo, juga tertulis ‘Bantu Jurug Bertahan Ditengah Pandemi’.

Direktur TSTJ, Bimo Wahyu Widodo menjelaskan masker yang dijual tersebut adalah stok masker tahun 2020. Bimo menyebut cara tersebut adalah salah satu bentuk kreativitas ditengah pandemi.

“Kita manfaatkan media sosial setidaknya biar ada pendapatan sedikit-sedikit. Sehingga kedepannya operasional TSTJ bisa terjaga,” jelas Bimo, Selasa (24/8).

Bimo mengungkapkan, tahun 2020 lalu pihaknya masih mempunyai stok masker sebanyak 2000 buah. Rencananya masker tersebut sebagai souvenir jika ada pengunjung datang ke TSTJ.

“Kita tidak tahu kapan PPKM ini selesai, kapan pandemi ini benar-benar mereda. Daripada stoknya menumpuk lama kita improvisasi untuk membuka donasi pakan dengan Rp 5000,- mendapat 1 masker,” papar Bimo.

 

Bimo menambahkan saat ini pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan perhimpunan kebun binatang se Indonesia,  untuk mengajukan permohonan pendanaan khususnya untuk pakan.

“Kami bekerja sama dengan kementerian lingkungan hidup dan BKSDA Jawa Tengah membuat program namanya adopsi satwa untuk orang tua asuh,” kata Bimo

Namun program adopsi satwa untuk orang tua asuh tersebut belum banyak peminatnya. Yang sudah berhasil baru untuk harimau dan orang utan.

Sementara itu Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming, mengutarakan TSTJ memang belum boleh menerima pengunjung.

“Nanti kita carikan solusi, kemarin beberapa hewan sudah ada penyumbang dan orang tua asuhnya. juga sudah menyiapkan solusi berupa Bantuan Tidak Terduga (BTT), tenang saja kita tidak akan membiarkan hewan-hewannya kelaparan,” kata Gibran. Puspita