Kelurahan Gajahan Solo Bersuka Cita, Warga Rayakan Hari Merdeka dengan Pesta Jenang

oleh
Kelurahan Gajahan
Lurah Gajahan, Suyono dikerubuti warga yang ingin berfoto bersama, usai upacara HUT Proklamasi Kemerdekaan RI, Kamis (17/8/2023) | MettaNews/Stanley Novalino.

SOLO, MettaNEWS –  Kelurahan Gajahan, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, tak ketinggalan merayakan Hari Proklamasi Kemerdekaan RI. Kamis (17/8/2024). Warga antusias melibatkan diri dalam kemeriahan, mengikuti upacara bendera, parade dan berpesta jenang.

Lurah Gajahan, Suyono kepada MettaNews di sela-sela perayaan menyebut, 17 Agustus adalah moment penting dan sangat berarti bagi bangsa Indonesia. Terlebih, karena kemerdekaan Indonesia bukanlah hadiah dari penjajah. Tetapi hasil perjuangan yang banyak memakan korban.

“Sudah 78 tahun, tapi sejak dulu antusiasme masyarakat untuk merayakan Hari Kemerdekaan tak pernah berkurang. Bagi warga Kelurahan Gajahan, ini wujud rasa syukur yang perlu kita  lestarikan,” ujarnya.

Baca Juga: Linmas Gajahan Meninggal saat Bertugas, Rekan Kerja Kenang Kesetiaan Mengabdi 15 Tahun

Sejak pagi pukul 7, ratusan warga dari 9 wilayah RW telah berkumpul. Ada yang mengenakan busana tradisional, ada juga yang berpakaian keseharian. Di sudut lain, berjajar kelompok warga yang menyajikan beragam jenang. Jumlahnya ratusan, tertata rapi dalam takir (mangkuk yang terbuat dari daun pisang) di atas meja panjang.

Bukan cuma warga setempat. Upacara bendera, parade dan pentas seni pun melibatkan sejumlah siswa dan guru SMP Kalam Kudus yang berlokasi tidak jauh dari kantor kelurahan.

Ketua panitia acara tersebut, Prasetyo Nugroho menerangkan, acara itu merupakan proses kreatif dari warga bersama Lurah dan perangkat lainnya.

“Sengaja memilih jenang, secara tradisi jenang selalu ada saat hajat syukuran apa saja. Selain itu, kami juga terinspirasi festival jenang yang setiap tahun ada di tingkat Kota,” tuturnya.

Baca Juga: Solo Preneur, Lahir di Masa Susah tapi Sukses Mengangkat potensi UMKM

Setelah upacara bendera, warga setiap RW bergantian berparade menyajikan “flash mob” singkat di depan Lurah yang masih berdiri di posisinya sebagai inspektur upacara.

Selesai itu, Lurah Suyono memukul kentongan dalam irama dara muluk, menjadi tanda dimulainya pesta jenang. Sambil menikmati, warga pun larut menikmati pentas seni yang berlangsung hingga siang.