SOLO, Metta NEWS – Turunnya level PPKM di Solo memberi angin segar pada masyarakat terutama bagi mereka pelaku perekonomian. Namun dengan semakin melonggarnya pembatasan-pembatasan ini tidak membuat kita lantas abai akan protokol kesehatan. Seperti di Pasar legi, yang sejak awal pandemi hingga saat ini rutin melakukan Ronda Masker (Roker) setiap hari.
Kepala Lurah Pasar Legi Nur Ahmadi menjelaskan hingga saat ini meskipun level PPKM kota Solo sudah turun di level 2, ronda masker di Pasar Legi tetap dilakukan.
“Khususnya di Pasar Legi ini ada sebuah kegiatan berkaitan dengan penanganan wabah Covid-19 yang sampai saat ini kondisinya lumayan landai. Pengelola pasar dan staf juga dari paguyuban Pasar Legi mengadakan kegiatan ronda masker, ronda masker ini sudah terbentuk sejak pandemi awal jadi sampai sekarang kurang lebih sudah 2 tahun dan sampai saat ini masih kita jalankan dengan baik,” tutur Nur Ahmadi.
Nur Ahmadi mengatakan, dalam pelaksanaan ronda masker, tidak hanya memantau penggunaan masker, kegiatan ini juga untuk memantau pelaksanaan protokol kesehatan baik oleh pedagang dan pembeli, juga semua pihak yang beraktivitas di Pasar Legi.
“Dulu waktu awal-awal Covid kami patroli setiap hari pagi dan sore. Kita keliling dari jalan Sabang kemudian masuk area Monjari, area Muara Market, gerbang timur Kelurahan dan juga masuk di wilayah blok sayuran dan seluruh area pasar darurat,” ujarnya.
Lurah pasar ini menegaskan jika ada pedagang yang melanggar akan diingatkan, diberi surat peringatan (SP) hingga tiga kali dan bisa masih tetap melanggar akan ditutup lapaknya tidak boleh berjualan selama 3 hari.
Dengan adanya ronda masker yang rutin dilakukan ini berbuah manis. Hingga saat ini Pasar legi termasuk dalam pasar yang aman dan sehat untuk dikunjungi.
“Sampai saat ini Pasar Legi masih aman saja. Dalam artian tidak ada yang terjangkit hingga menimbulkan klaster. Setiap pagi kami selalu mengingatkan pengunjung, pedagang untuk mematuhi protokol kesehatan. Kita tekankan walaupun kondisi levelnya sudah turun tapi harus tetap waspada. Menjaga jangan sampai kasusnya meledak seperti pertengahan tahun kemarin,” tegasnya.
Nur Ahmadi mengungkapkan, selain penerapan protokol kesehatan, dengan sebagian warga pasar yang sudah divaksin memberi benteng tersendiri.
“Di Pasar Legi ini sudah hampir 80-90% sudah tervaksin mulai dari kuli gendong, sopir becak dan pedagang. Dulu waktu awal Ronda Masker dan masker masih langka kami juga membagikan masker kain pada pedagang dan pengunjung, ada lebih 10 ribu masker yang sudah kita bagikan,” papar Nur Ahmadi.
Ia mengatakan semua warga pasar antusias dengan patroli protokol kesehatan ini. Tidak hanya informasi seputar prokes namun melalui Ronda Masker ini juga disampaikan hal-hal yang penting untuk warga pasar.
“Seperti saat ini kan musim hujan, kita arahkan untuk menjaga lingkungan, nanti corona nya lewat ganti demam berdarah yang masuk, jadi sekalian jalan kita sampaikan juga soal proges pembangunan pasar,” jelasnya.
Nur Ahmadi berharap dengan adanya Ronda Masker ini pandemi segera hilang minimal bisa menekan angka paparan. Juga terus mengingatkan akan kesadaran dari pengunjung maupun pedagang untuk mematuhi protokol kesehatan.
Pandemi mengajarkan untuk beradaptasi dengan hal-hal baru khususnya ketertiban diri sendiri untuk menerapkan kebiasaan hidup sehat. Salah seorang pedagang di Pasar Legi, Sulastri (62 tahun) merasa Ronda Masker ini berguna untuk mengingatkan semua warga yang beraktivitas di pasar.
Menurut Sulastri kondisi pedagang sekarang semakin tertib mengikuti protokol kesehatan.
“Apalagi sekarang selama ada corona itu lebih waspada, njaga kita sendiri kan. Berguna ini ronda maskernya. Kesehatan harus saya jaga, anak-anak saya, cucu saya ingatkan semua. Kalau belum ada yang punya masker, saya beri. Harus saling mengingatkan demi kita sendiri juga,” tutur Sulastri.