SMA Regina Pacis Surakarta Salurkan Donasi Rp 186 Juta ke Yayasan Metta Care Indonesia, Harapan Immanuel Sembuh dari Penyakit Crohn’s Disease Kian Nyata

oleh
Yayasan Metta Care Indonesia
Ketua Yayasan Metta Care Indonesia, Budhi Utomo menerima simbolis bantuan donasi dari SMA Regina Pacis Surakarta, Kamis (13/3/2025) | MettaNEWS / Adinda Wardani

SOLO, MettaNEWS – Yayasan Metta Care Indonesia menerima bantuan donasi Rp 186.319.211 dari SMA Regina Pacis Surakarta untuk pengobatan Immanuel Yudistiro. Seorang anak laki-laki yang mengidap penyakit pencernaan langka Crohn’s Disease.

Kepala Sekolah SMA Regina Pacis Solo, Wahyu Utami mengatakan penggalangan donasi berlangsung selama tiga pekan pada 11-28 Februari 2025 dengan melibatkan partisipasi peserta didik, orangtua siswa dan alumni.

“Para donator ini berdonasi melalui banyak sarana, selain cash anak-anak langsung ke bendahara Tata Usaha. Siswa atau orangtua juga bisa membayar lewat Gopay, OVO dan transfer lewat BCA, maka terpenuhilah itu bahkan melebihi dari target yaitu sebanyak Rp 186 juta,” ujar Wahyu.

Pihaknya berharap melalui donasi yang telah terkumpul dapat membantu pengobatan Immanuel. Sehingga luka-luka pada kerongkongan, usus hingga anus akibat penyakit Crohn’s Disease dapat sembuh dan Immanuel dapat kembali ke sekolah.

“Immanuel itu walaupun sakit tetapi dia kan semangat sekali untuk bersekolah maka memang besar harapan kami suntikan Humira ini yang akan disuntikkan dalam enam bulan ke depan benar-benar bisa menguatkan Immanuel. Semoga luka-luka itu bisa tertutup dan (Noel-panggilan Immanuel) bisa melanjutkan sekolah, karena anak ini kalau di sekolah sangat semangat sekali,” terangnya.

Jalinan kerjasama antara SMA Regina Pacis Surakarta dan Yayasan Metta Care Indonesia diharapkan mampu terus berlanjut untuk memberikan kepedulian dan berempati pada penderitaan orang lain.

“Semoga dengan kerjasama dengan SMA Regina Pacis dan Yayasan Metta Care Indonesia ini menjadi wadah bagi peserta didik, orangtua, guru atau siapa saja yang menjadi keluarga besar SMA Regina Pacis untuk berbagi dengan sesama,” pungkasnya.

Suster Veronika Sri Andayani, OSU merasa bersyukur donasi yang terkumpul sesuai dengan besaran biaya pengobatan yang dibutuhkan Immanuel. Ia pun tak pernah menyangka bahwa hanya dalam waktu tiga pekan saja uang Rp 186 juta lebih dapat terkumpul.

“Ternyata apa yang kita lakukan ini di luar apa yang kita pikirkan. Tadinya kita merasa jumlahnya besar sekali apakah bisa mencapai dan di luar dugaan dalam waktu tiga minggu, yang menurut saya ajaib itu sama dengan yang kita dibutuhkan oleh mamanya Immanuel,” tutur Suster Veronika bercerita.

Ia berharap dengan adanya donasi ini Immanuel bisa sembuh dari Crohn’s Disease. Ia berterimakasih kepada semua pihak yang telah bahu membahu membantu Immanuel.

“Saya percaya apa yang kita lakukan ini sungguh bermanfaat, semoga membawa manfaat untuk Immanuel dan bisa mendapat kesembuhan. Terimakasih untuk semua orang yang telah tergerak hatinya mau mengulurkan tangan untuk biaya pengobatan Immanuel semoga Tuhan memberkati apa yang sudah Anda lakukan untuk Immanuel,” pungkasnya.

Sementara itu, Ketua Yayasan Metta Care, Budhi Utomo mengatakan donasi yang telah terkumpul akan dikawal bersama PMI Surakarta untuk segera disalurkan kepada keluarga Immanuel agar bisa segera menjalani pengobatan.

“Kami akan mengawal semua donasi ini untuk bisa dipergunakan sebagaiamana mestinya untuk pengobatan Immanuel. Kami sangat berharap Immanuel bisa sembuh normal seperti sedia kala. Semoga Tuhan berkehendak baik donasi dari bapak ibu semuanya ini bisa bermanfaat cukup besar untuk Immanuel, kami ucapkan terimakasih kepada para donatur yang sudah banyak membantu untuk Immanuel,” ujar Budhi.

Tentang Immanuel dan Penyakit Crohn’s Disease yang Diderita

Immanuel Yudistiro adalah seorang anak laki-laki berusia 16 tahun. Ia merupakan anak bungsu dari Veronika Indriati yang bekerja sebagai karyawan swasta di Kabupaten Karanganyar.

Di tahun 2022, Immanuel divonis penyakit Crohn’s Disease, sebuah penyakit yang menyerang pencernaan. Usus Immanuel sobek dan bernanah hingga menyebabkan ia mengalami gangguan autoimun dan kelumpuhan pada kedua kakinya.

Immanuel harus menjalani berbagai pengobatan di rumah sakit Solo dan Surabaya. Beberapa kali Immanuel anfal dan harus dirawat di ICU selama satu bulan. Kondisi ini terus berulang hingga tahun ini.

Immanuel mempunyai satu kesempatan untuk terus bertahan hidup melalui pengobatan terakhir dengan sebuah suntikan bernama Humira yang dilakukan setiap enam bulan sekali. Namun biaya yang dibutuhkan tidaklah sedikit, Immanuel memerlukan bantuan melalui uluran tangan para donatur.