Revitalisasi Keraton Surakarta Tersendat Konflik Internal, Gibran Tak Berani Campur Tangan

oleh
Gibran
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka | MettaNEWS / Adinda Wardani

SOLO, MettaNEWS – Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka enggan ikut campur konflik internal Keraton Surakarta. Putra sulung Presiden Joko Widodo itu merasa tak berani mengintervensi masalah antar anggota keluarga Keraton Surakarta yang masih berlangsung tersebut.

Meski memegang jabatan penting di Kota Solo, Gibran sebagai pihak yang bukan kerabat Keraton Surakarta merasa tak memiliki wewenang lebih.

“Tugas kita kan hanya membantu revitalisasi. Pekerjaan-pekerjaan itu kan yang reget-reget (kotor-kotor) dan mbangun. Kalau urusan keluarga saya nggak berani,” ujar pemimpin Kota Solo itu.

Terkait banyaknya bangunan Keraton Surakarta yang tak terawat dan rusak. Gibran menegaskan pihaknya siap untuk merevitalisasi bangunan yang masuk sebagai cagar budaya Nasional itu jika konflik telah rampung.

Disinggung soal apabila dirinya diminta untuk menjadi mediator antar dua kubu, yakni Keraton Surakarta dengan Lembaga Dewan Adat (LDA) pihaknya tetap berpegang teguh bahwa yang bisa menyelesaikan hanyalah keluarga.

“Diminta jadi mediator? Kalau urusan keluarga, urusan internal diselesaikan keraton saja. Saya kan orang luar. Bukan siapa-siapa,” tegasnya.

Sesuai dengan yang ditinjau Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR) revitalisasi Keraton Surakarta ini akan menyasar pada bangunan yang rusak Seperti atap yang roboh, dinding yang mengelupas bahkan ditumbuhi tanaman liar.

“Revitalisasi menyasar bagian-bagian yang rusak. Bu Diana (PUPR) itu sudah sampai ke belakang-belakang. Termasuk yang ditunjukkan ke teman media? Ya semua,” ujarnya.

Untuk menyentuh bangunan cagar budaya tersebut, Gibran akan menunggu konflik internal Keraton Surakarta usai.

“Komunikasi keluarga yang belum selesai mengganjal? Ya diselesaikan sendiri. Kalau urusan keluarga selesai, saya masuk. Saya kan cuma tukang,” tukasnya.