SOLO, MettaNEWS – Setelah sukses menggelar pentas ketoprak sebagai puncak Hari Pers Nasional (HPN) 2023 pada Selasa (28/2/2023). PWI Surakarta akan terus berkomitmen maksimalkan fungsi pers dan menguri-uri atau melestarikan budaya dan seni tradisi.
Hal ini tersampaikan Ketua PWI Surakarta, Anas Syahirul dalam sela-sela ketoprak lakon ‘Panji Ngengleng’ sedang berlangsung dalam Auditorium RRI Surakarta.
Bagi Anas, nguri-uri budaya tidak serta merta menjadi beban bagi seniman saja. Melainkan awak media pun juga bisa ikut andil dalam melestarikan budaya Nusantara yang satu ini.
“Kita punya kewajiban nguri-uri atau merawat budaya. Bukan tanggung jawab seniman saja tapi tanggung jawab kita sebagai wartawan. Tidak hanya menulis tapi juga bisa memerankan,” ujar Anas.
Pers Berikan Informasi Jernih
Sebagai seorang jurnalis, memegang teguh kode etik adalah hal yang wajib. Maka dengan gelaran seni bagi Anas dapat sekaligus menjadi wadah dalam menyampaikan informasi yang benar bagi khalayak.
“Edukasi konten bahwa kita butuh informasi yang jernih kita jangan sampai menyampaikan informasi dalam bentuk hoax kepada masyarakat. Lawan hoax atau berita-berita palsu yang nanti diwujudkan dalam konten-konten yang nanti muncul di ketoprak ini,” jelasnya.
Gelaran ketoprak puncak HPN 2023 PWI Surakarta ini merupakan kerja bareng anatara RRI Surakarta, stakeholder pers dan semua lapisan masyarakat. Menjadikan pentas seni ini sekaligus menjadi ajang silaturahmi.
“Acara ini juga sebagai sarana silaturahmi dengan semua stakeholder baik itu Forkopimda, mitra-mitra pers dan juga teman-teman wartawan dan juga seniman ketoprak di Solo,” kata dia.
Gelaran ketoprak PWI Surakarta terbilang sukses dalam membawakan pesan ke masyarakat. Untuk itu ia berencana untuk semakin mengembangkan kegiatan ini untuk merambah ke seni tradisi lain. Salah satunya wayang uwong.
“Masih bagus angka untuk seni tradisional Solo. Maka harus kita rawat bersama. Jangan sampai hilang dan juga regenerasi jangan sampai hanya orang-orang tua yang tahu tentang ketoprak tapi juga anak-anak muda,” harapnya.
Anas mulai memikirkan konsep wayang uwong dengan membawa isu dalam setiap pertunjukannya. Ia berharap lewat seni dan tradisi, fungsi pers dapat tersalurkan.
“Ke depan untuk nguri-nguri budaya ini bisa dalam bentuk wayang wong nanti pentas lain lagi. Juga bisa rencana akan dibuat agenda lagi pastinya kalau kita bisa kita buat rutin sehingga bisa sarana silaturahmi dan edukasi tentang suatu isu. Bisa macam-macam korupsi pemberantasan narkoba untuk kali ini untuk memberantas hoax dan memberikan informasi yang jernih di masyarakat karena fungsi pers kan di situ,” tukasnya.