Mitigasi Bencana, Solo akan Kukuhkan 15 Kelurahan Tangguh Bencana

oleh
oleh
Apel siaga bencana di Solo
Solo gelar apel siaga bencana, Rabu (17/11) | Foto : Humas Pemkot Solo

SOLO, Metta NEWS – Musim penghujan memasuki masa dimana curah hujan mulai tinggi setiap hari. Pemerintah Kota Surakarta segera melakukan mitigasi bencana dengan menggelar Apel Kesiapsiagaan Bencana kedua pada tahun 2021, Rabu (17/11) di Halaman Balai Kota Surakarta.

Inspektur apel, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming dalam amanatnya mengatakan, apel siaga bencana dilakukan sebagai bentuk kesiapsiagaan pemerintah dalam mengantisipasi penanggulangan bencana, terutama dalam memasuki musim penghujan.

“Hal ini dikarenakan wilayah Surakarta merupakan daerah rawan bencana, khususnya  kebakaran dan banjir. Untuk itu, kewaspadaan semua pihak, perlu ditingkatkan,” katanya.

Wali Kota Gibran mengajak semua personil, aparat (stakeholder) yang terlibat dalam menyiapkan antisipasi bencana harus saling berkoordinasi. 

“Alat – alatnya kan sudah dipersiapkan dan cukup lengkap. Seberapa cepat merespon bencana seberapa cepat berkoordinasi dengan semua stakeholder, itu menjadi kunci solusi,” kata Gibran.

Semua titik – titik bencana terutama banjir menurut Gibran, sudah dipetakan. Termasuk titik – titik rawan pohon tumbang sudah dikoordinasikan dengan Dinas Lingkungan Hidup.

Antisipasi bencana juga menyentuh bangunan – bangunan publik dan komersial termasuk pusat perbelanjaan, hotel dan rumah makan dengan menyediakan alat pemadam kebakaran (Apar).

Untuk titik – titik banjir lokasinya memang sudah bertahun – tahun pada tempat – tempat yang sama. 

“Daerah tersebut antara lain joyosuran daerah rawan longsor seperti Mojosongo dan lainnya kita koordinasi dengan camat dan  lurah setempat. Untuk yang Mojosongo tempatnya memang berisiko dan sudah saya instruksikan untuk dibuatkan talud di tahun 2022. Kita akan menyediakan rumah kontrakan dan sudah kita anggarkan,” jelas Gibran.

Pemangkasan pohon – pohon yang rawan tumbang menurut orang nomor satu di Kota Surakarta sudah diidentifikasi terutama untuk jenis pohon Angsana. 

“Kita lakukan rampel yang agak ekstrim karena cepat tumbuh dan rawan tumbang. Sudah kejadian 8 kali pohon tumbang, saya minta masyarakat Kota Solo kalau berkendara saat hujan deras harus berhati – hati di jalan yang banyak pohonnya, soalnya cuaca ekstrim sekali,” tandas Gibran.

Terkait Nataru, Wali Kota Gibran juga mengungkapkan kesiapsiagaan antisipasi gelombang Covid 19 berikutnya dengan BOR rumah sakit. Juga dengan PTM, dikatakan akan terus dilakukan surveilans dan rencananya akan ada isoter untuk anak – anak.

Sementara, Kepala BPBD Kota Surakarta Nico Agus Putranto mengatakan, menurut perkiraan BMKG, curah hujan saat ini masih kategori rendah sehingga masih aman untuk masyarakat. 

“Pada saat cuaca ekstrim, Kota Surakarta masuk kategori sedang dan kita tidak pernah dalam kondisi rawan atau tinggi. Yang rawan hanya genangan air dan tanah longsor di titik – titik tertentu,” terang Nico.

Disebutkan di Mojosongo ada rumah yang longsor karena kebetulan berjejer dengan talud sehingga ketika talud longsor, pondasi rumah tergerus. 

Potensi bencana yang menjadi  fokus BPBD Kota Surakarta adalah banjir dan angin yang tergolong rendah sedang. 

BPBD sudah memetakan  daerah rawan bencana yakni ada 5 kelurahan masuk dalam pemetaan. Targetnya, tahun depan bisa menjadi kelurahan tangguh bencana.

Kelurahan itu antara lain, Kelurahan Serengan, Sangkrah, Jebres, Sewu, Pucangsawit, Gandekan, Joyotakan, Kedung Lumbu, Pajang, Banyuanyar, Sumber, Mojo, Kadipiro, Banjarsari, dan Semanggi.

“Pemetaan kawasan rawan banjir sudah kita lakukan dengan SAR dan relawan. Dari data ada 15 kelurahan rawan banjir,” jelas Nico.

Pemkot menargetkan 15 kelurahan bisa dikukuhkan menjadi kelurahan tangguh bencana pada 2022. Mengingat tiga kelurahan di antaranya Kelurahan Semanggi, Mojo, dan Kedung Lumbu sudah lebih dulu dikukuhkan pada September kemarin.

“Umumnya kawasan rawan ini berada di sekitar daerah aliran sungai, baik sungai perkotaan maupun Sungai Bengawan Solo. Rencananya pada 2022 nanti semuanya jadi kelurahan tangguh bencana,” paparnya.

Pada musim penghujan ini, BPBD telah menyiapkan berbagai upaya mulai dari mitigasi, evakuasi, hingga penanganan bencana. Khusus untuk antisipasi potensi banjir sejumlah sarana prasarana seperti perahu karet, logistik, kendaraan hingga ambulan tengah siap dioperasikan.

“Mitigasi bencana saat musim penghujan ini kita waspadai potensi banjir luapan sungai maupun genangan karena drainase tidak lancar di beberapa wilayah,” katanya.

BPBD sudah siapkan sarana prasarana evakuasi seperti perahu, pompa air, hingga logistik. Termasuk armada untuk mobilitas hingga ambulans sudah stand by. Selain itu, koordinasi dengan relawan dan stakeholder lain terus dilakukan.

Upaya mitigasi bencana diperlukan jelang musim penghujan ini, khususnya dalam monitoring fenomena bencana yang bisa terjadi sewaktu-waktu. 

Pemkot juga berencana mengukuhkan kelurahan tangguh bencana sebagai penanganan dini dalam hal kebencanaan. 

  1. Kelurahan Sangkrah
  2. Kelurahan Jebres
  3. Kelurahan Sewu
  4. Kelurahan Pucangsawit
  5. Kelurahan Gandekan
  6. Kelurahan Joyontakan
  7. Kelurahan Kedung Lumbu
  8. Kelurahan Pajang
  9. Kelurahan Banyuanyar
  10. Kelurahan Sumber
  11. Kelurahan Mojo
  12. Kelurahan Kadipiro
  13. Kelurahan Banjarsari
  14. Kelurahan Semanggi
  15. Kelurahan Serengan