Mengenal Noken Buatan Mama Mama Komoro yang Laris saat PON XX

oleh
Noken Papua
Noken Papua | Info Publik/Ryadhy

SUKU KAMORO di Kabupaten Mimika, Papua dikenal akan budaya dan kemampuan seni yang cukup mumpuni.

Selain kaum lelaki yang pandai seni ukir kayu, kaum wanita (mama-mama) Suku Kamoro rata-rata memiliki keahlian membuat kerajinan, salah satunya adalah tas noken.

Perajin noken di Sanggar Ae Wamuta Jaya, Mama Emeliana Mutaweyau menjelaskan, noken Kamoro dibuat dari tumbuhan liar yang hidup di rawa- rawa. Sama dengan bahan baku pembuatan tikar.

Menurut Emeliana, kerajinan yang dibuat merupakan noken asli suku Kamoro. Berbeda dengan noken yang dibuat oleh suku yang mendiami di pegunungan.

Bahan baku rumput terlebih dahulu direbus. Setelah itu dijemur hingga kering. Selanjutnya rumput dianyam hingga menjadi noken, tikar dan lainnya.

“Kalau orang Kamoro bilang ini Etae yang berarti noken,” kata Emeliana saat ditemui InfoPublik di Sanggar Ae Wamuta Jaya Mimika, Minggu (10/10/2021).

Ia mengaku bisa menghasilkan satu noken setiap hari. Jika mulai mengayam pagi hari, maka malam sudah bisa selesai satu noken.

Tak hanya membuat noken polos, ia mengaku juga membuat noken dengan motif bunga atau lainnya.

Untuk satu noken harganya bervariatif mulai Rp200 ribu sampai Rp1juta, tergantung motif dan ukuranya.

Noken biasa dipakai untuk membawa barang seperti hasil pokok sagu, ikan, sampai barang-barang belanjaan.

Emeliana menceritakan, produk hasil rajutanya langsung dijual di sanggar.

Pada penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua, noken Kamoro pun menjadi perhatian para atlet, ofisial dan tamu yang datang ke Mimika, Papua. Mereka membeli noken sebagai souvenir asli Papua.

Emeliana mengaku hasil rajutanya lumayan laku terjual selama PON Papua, khususnya di Klaster Mimika.

Selain membeli di pameran-pameran PON, ada juga dari mereka yang langsung datang ke sanggar untuk membeli noken atau kerajinan yang lain seperti patung ukir kayu.

Suku Kamoro adalah salah satu suku yang tinggal di wilayah pesisir selatan Papua, Kabupaten Mimika, Papua.

Luas daerah tersebut sekitar 250 km, yang membentang dari Sungai Otakwa di sisi timur hingga mendekati Potowai Buru di sisi barat.

Sebagai masyarakat semi-nomaden, orang Kamoro tinggal di tiga ekosistem, yaitu hutan hujan tropis, rawa-rawa bakau dan daerah muara yang kaya akan sumber makanan. (Info Publik/John Rico)