Living Healthy is Living Happy, Jaga Kualitas Hidup,  Praktisi Kesehatan dr. Reisa Broto Asmoro Edukasi Pentingnya Vaksin Cacar Api

oleh
oleh
Living Healthy is Living Happy, seminar jaga kualitas hidup dengan mencegah Cacar Api melalui vaksin, Kamis (14/11/2024) | MettaNEWS / Puspita

SOLO, MettaNEWS – Seminar peningkatan kualitas hidup Living Healthy is Living Happy memberikan edukasi pentingnya menjaga diri dari virus cacar api atau Herpes Zoster yang bisa diupayakan pencegahannya dengan vaksin. Living Healthy is Living Happy menghadirkan praktisi dan influencer kesehatan dr. Reisa Broto Asmoro, Dr. Prasetyadi Mawardi, dr. Sp.KK(K) dermatologist di RS Moewardi Solo. Living Healthy is Living Happy hasil kolaborasi Hapsari PR dan PT Glaxo Smith Kline (GSK) Indonesia yang diadakan di The Sunan Hotel Solo, Kamis (14/11/2024) sore.

Cacar Api menyebabkan ruam melepuh yang sangat menyakitkan, ruam dapat mengering dalam waktu 10-15 hari dan hilang dalam waktu 2 sampai 4 minggu. Ruam Cacar Api umumnya muncul di satu sisi tubuh atau wajah. Sebelum ruam muncul, pasien akan merasakan nyeri, gatal, kesemutan atau mati rasa di area ruam akan bermunculan.

Cacar Api dan komplikasinya telah terbukti berdampak buruk pada kualitas hidup dan kehidupan sehari-hari. Beberapa pasien, terutama pasien yang berusia lebih tua, kehilangan kemandirian mereka dan membutuhkan bantuan dari keluarga atau pengasuh. Aktivitas pasien yang paling terpengaruh adalah tidur dan aktivitas sosial.

“Beberapa pasien Cacar Api yang pernah saya temukan memiliki ciri-ciri seperti ruam menjalar yang memerah dan berisikan carian, biasanya pasien-pasien ini mengeluh kepada saya kalau ruam itu gatal atau nyeri sekali. Beberapa pasien yang saya temui datang pada saat yang sudah terlambat sehingga pengobatan menjadi kurang efektif, khususnya untuk mengurangi nyeri,” tutur Dr. Prasetyadi Mawardi.

Dr. Prasetyadi menyebut risiko Herpes Zoster meningkat dengan usia karena Penurunan Kekebalan Terkait Usia (ARDI), peningkatan dimulai sejak usia 50 tahun.

“Vaksin Herpes Zoster ini bisa dilakukan untuk usia 18 tahun ke atas meski prioritas utama usia 50 tahun ke atas. Karena makin tambah usia, kondisi tubuh makin menurun,” papar Dokter Pras.

Selain itu, kelompok yang berisiko terkena Herpes Zoster juga termasuk pada orang dewasa dengan kondisi medis yang membuat sistem kekebalan tubuh mereka tidak bekerja dengan baik. Seperti leukemia, limfoma dan penyakit human immunodeficiency virus (HIV), dan individu yang menerima obat imunosupresif seperti steroid. Pasien HIV/AIDS berisiko 3,2 kali lipat untuk terkena Herpes Zoster.

“Penting bagi masyarakat untuk terus tingkatkan kesadaran dan juga edukasi mereka terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan vaksinasi. Apalagi di Indonesia itu komorbiditas pada orang dewasa sudah banyak sekali dan hal ini kan meningkatkan risiko mereka untuk terkena penyakit menular atau infeksi yang bisa berdampak negatif terhadap kualitas hidup mereka. Kalau bisa dicegah dengan vaksinasi, kenapa tidak?” tuturnya.

Reisa Broto Asmoro, selaku Influencer menambahkan, pentingnya vaksin cacar api sebagai upaya pencegahan.

“Bagaimana pun juga vaksin itu upaya kita untuk mencegah supaya penyakitnya tidak muncul atau kalau pun muncul sangat ringan. Jadi gejala penyakit yang timbul itu gak menyakitkan dan tidak membahayakan dan mengurangi resiko kematian. Jadi memang ini penting sekali apa lagi terutama untuk orang-orang yang sudah pernah terkena cacar air,” ujar dr. Reisa.

Reisa menyampaikan masih banyak masyarakat yang belum paham dan mengira penyakit cacar itu hanya menyerang sekali seumur hidup.

“Jadi kita mohon bantuan ke teman-teman media semuanya untuk menyebar luaskan informasi bahwa ternyata penyakit ini tidak bisa diremehkan begitu saja. Bahkan bisa menjadi penyakit yang lebih berbahaya dan lebih menyakitkan, terutama bagi para lansia. Itulah sebabnya pentingnya vaksin ini supaya mereka yang belum tahu informasi ini segera melakukan perlindungan diri karena penyakit ini berbahaya. Dan ini upaya satu-satunya yang bisa dilakukan untuk mencegah timbulnya kembali penyakit ini di masyarakat,” tegasnya.

Sementara itu Presiden Direktur GSK Indonesia Manishkumar Munot menambahkan, GSK Indonesia  menunjukkan komitmen untuk terus meningkatkan akses masyarakat terhadap obat-obatan dan vaksin yang inovatif.

“Kami yakin terhadap produk vaksin dari GSK ini akan membantu setiap individu untuk mencegah cacar api. Tetapi sebelum vaksinasi, mereka harus konsultasi terlebih dahulu kepada dokter,” pungkas Manishkumar Munot.