Lestarikan Budaya, Murid SD Isi Jeda Semester dengan Permainan Tradisional

oleh
oleh
Lomba bakiak isi jeda semester | dok humas SD Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat

SOLO, MettaNEWS – Ratusan murid SD Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta mengikuti lomba permainan tradisional.

Lomba ini untuk mengisi jeda semester di Sport Field Lapangan Kampus 2 Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Rabu (4/9/2023).

Dengan mengangkat tema “Asah Kreativitas Melalui Permainan Tradisional,” kegiatan jeda semester kali ini menjadi wahana refreshing bagi para murid. Setelah menempuh Penilaian Sumatif Tengah Semester 1 (PSTS 1). Nampak berbeda dari biasanya, permainan tradisional yang dihadirkan berupa bakiak tandem dan tarik tambang.

Ketua panitia pelaksana Rufadi Islah, menyampaikan tujuan kegiatan ini untuk melatih kemampuan ketangkasan (motorik), strategi dan matematika (sensorik), serta kerja sama (interaksi sosial).

“Harapannya, setelah kegiatan ini para murid akan lebih fresh dan bersemangat mengikuti pembelajaran selanjutnya. Ada makna yang terkandung dalam permainan tradisional. Yakni kerja sama tim yang solid akan membawa kita ke arah tujuan yang ingin kita capai,” terangnya.

Kegiatan jeda semester mulai dengan doa bersama dan murajaah kubra. Dengan khidmat para murid melantunkan ayat suci Al-Qur’an secara serentak memakai irama nada Nahawand.

Selanjutnya, murid baris berbanjar untuk melaksanakan senam bersama. Murid mengikuti setiap gerakan dari instruktur senam.

Memasuki kegiatan inti, perlombaan permainan tradisional menjadi dua kelompok, yaitu kelas bawah (1, 2, 3) dan kelas atas (4, 5, 6). Permainan bakiak tandem untuk kelas bawah sedangkan tarik tambang bagi kelas atas.

Lawan dari setiap regu berdasarkan tinggi dan berat badan supaya perlombaan berjalan adil dan seimbang. Sorak-sorai para penonton mewarnai jalannya perlombaan. Tak heran, mereka menyemangati timnya karena ingin mendapatkan gelar juara “kelas terkompak.”

Esti Ambarwati, selaku koordinator lomba bakiak tandem, menyampaikan, perlombaan permainan tradisional ini akan ada tiga pemenang.

“Sebenarnya, pemenang yang sesungguhnya adalah murid yang bisa menurunkan egonya untuk menyatu dengan teman yang lain. Budaya gotong royong inilah cerminan dari salah satu Profil Pelajar Pancasila yang harus kita praktikkan dalam kehidupan sehari-hari,” imbuhnya.

Salah satu murid kelas III, Ryans Mayrizky, mengungkapkan rasa gembiranya dapat berperan serta dalam kegiatan ini.

“Selain bermain permainan tradisional secara berkelompok, kita boleh untuk membawa alat olah raga yang kita sukai dari rumah. Semoga kegiatan jeda selanjutnya semakin seru dan menarik,” pungkasnya.